SEJARAH PERADABAN ISLAM TENTANG PERADABAN DAULAH UMAYAH
Sunday, 31 March 2013
Add Comment
MASJID AGUNG DAMASKUS BUKTI PENINGGALAN DAULAH UMAYYAH |
Tentunya sangat menarik mengkaji dinamika
khilafah Bani Umayah ini. Sebab selain khilafah ini berada pada masa transisi,
berbagai intrik menarik terjadi di zaman ini. Mulai dari banyaknya khalifah
yang tidak berpihak pada rakyat sampai pembunuhan Husein bin Ali di Karbala.
Semoga dengan mengkaji perkembangan Islam pada kurun ini akan memperkaya wacana
kita terutama dalam hal politik Islam.
B. PERMASALAHAN
- Apa latar belakang berdirinya Bani Umayyah ?
- Bagaimana situasi sepeninggal Ali ?
- Bagaimana sistem pemerintahan Bani Umayyah dan Peradabannya?
- Apa kemajuan yang pernah di capai Bani Umayyah?
- Bagaimana Kemunduran Bani Umayyah dan Kehancurannya?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
- Latar Belakang Berdirinya Bani Umayah
Bani Umayah berasal
dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari
kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah
yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra.
Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah
mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa
bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah datang agama
Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang lebih
nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim
menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau
yang belum. Bani Umayah baru masuk Islam setelah tidak menemukan jalan lain,
ketika Nabi Muhammad Saw dengan beribu pasukannya menyerbu masuk Mekah. Dengan
demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada
masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka masuk
Islam.
Setelah mereka masuk
Islam mereka dengan segera memperlihatkan semangat kepahlawanannya agar orang
lupa terhadap sikap dan perlawanannya terhadap Islam sebelum mereka
memasukinya. Sehingga setelah masuk Islam Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa
besar terhadap Islam. Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya
Masa Khulafaur Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah
semangat politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal
kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis akhirnya
berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini
dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
kepada anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun memberikan
interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Yakni
dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap oleh Allah.
- SITUASI SOSIAL DAN DINAMIKA POLITIK SEPENINGGAL KHALIFAH ALI
Setelah pada tanggal 20 Ramadhan 40 H Ali
ditikam oleh Ibnu Muljam, salah satu pengikut Khawarij, kedudukan Ali sebagai
khalifah kemudian dijabat oleh anaknya (Hasan bin Ali) selama beberapa bulan.
Namun, karena Hasan ternyata sangat lemah, sementara pengaruh Muawiyah semakin
kuat, maka Hasan membuat perjannjian damai. Perjanjian itu dapat mempersatukan
umat Islam kembali dalam suatu kepemimpinan politik, di bawah Muawiyah bin Abi
Sufiyan. Di sisi lain perjanjian itu menyebabkan Mu’awiyah menjadi penguasa
absolut dalam Islam. Tahun 41 H, tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah
sebagai tahun Jama’ah (‘am al jama’ah). Dengan demikian telah berakhirlah masa
Khulafa’ur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik
Islam.
- PENGANGKATAN YAZID DAN PERUBAHAN SISTEM PEMERINTAHAN
Deklarasi pengangkatan Yazid bin Muawiyah
sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan
rakyat. Akibatnya terjadi perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Dalam
hal ini Abdurrahman bin Abu Bakar berpendapat bahwa pengangkatan ini tak
ubahnya sebuah heracliusisme, yaitu ketika seorang heraclius meninggal akan
digantikan oleh heraclius yang lain. Pelanggaran terhadap perjanjian yang
disepakati antara Hasan bin Ali dan Muawiyah telah terjadi dalam hal ini. Sebab
dalam perjanjian itu disebutkan bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah
Muawiyah diserahkan kapada umat Islam.
Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh
terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian
mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk
mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk,
kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi’ah
(pengikut Ali) melakukan konsolidasi kekuatan kembali. Perlawanan pertama
dimulai oleh Husein bin Ali. Pada tahun 680 M, ia pindah dari Makkah ke Kufah
atas permintaan golongan Syi’ah yang ada di Irak. Umat Islam di daerah ini
tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat Husein sebagai khalifah. Dalam sebuah
pertempuran tidak seimbang di Karbala, sebuah daerah di dekat Kufah, tentara
Husein kalah dan Husein sendiri terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke
Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbala.
Pemerintahan Yazid tak henti menuai
pemberotakan. Puncaknya ketika Abdullah bin Zubair dan gerakan oposisinya yang
dibina di Makkah meyatakan menolak sumpah setia terhadap Yazid. Tentara Yazid
kemudian mengepung Makkah. Dua pasukan bertemu dan pertempuran tak dapat
dihindarkan. Namun, pertempuran itu terhenti karena Yazid wafat.
D. Peradaban Bani
Umayah
Dinasti Bani Umayah
yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90 tahun. Adapun nama-nama
kholifah yang telah memimpin adalah Muawiyah, Ibnu Abu Sofyan, Abdul Malik Ibnu
Marwan, Alwalid Ibnu Malik, Umar Ibnu Abdul Azis, Hisyam Ibnu Abdi malik. Pada
masa Walid Ibnu Abdul Malik, Thoriq Bin Ziyad pemimpin pasukan Islam mendarat
di Gibraltar (Jabal Thoriq) sehingga tentara spanyol dapat dikalahkan yang
akhirnya menguasai ibukota sepanyol (cordova). Pasukan islam menang dengan
mudah karena mendapat dukungn dari masyarakat setempat sejak lama menderita
akibat kekejaman penguasa. Wilayah kekuasaan pada masa Bani Umayah sangat luas
yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, Usbekistan, Kilkis, Asia tengah.
Disamping kekuasaan
Islam Bani Umayah juga berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang antara
lain:
Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan
dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan
peralatannya di sepanjang jalan.
Menertibkan angkatan bersenjata.
Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik,
mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang
dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan
tulisan Arab.
Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli)
menjadi profesi sendiri .
Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan
pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa
Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya
diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan
keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan
semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan
suatu daerah dengan daerah lainnya.
Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung
pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
- PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYAH
Pada masa Bani Umayah beberapa kemajuan di
bebagai sektor berhasil dicapai. Antara lain dibidang arsitektur, perdagangan,
organisasi militer dan seni.
1. Arsitektur
Pada masa Bani Umayah bidang arsitektur maju
pesat. Terlihat dari bangunan-bangunan artistik serta masjid-masjid yang
memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan
gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap bangunannya.
Adapun pada masa Walid dibangun sebuah masjid
agung yang terkenal dengan sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu
Ubaidah bin Jarrah. Sedangkan kota baru yang dibangun di zaman ini adalah Kota
Kairawan. Didirikan oleh Uqbah bin Nafi ketika dia menjabat sebagai gub ernur.
2. Organisasi militer
Di zaman ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan.
Yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (al-bahiriyah) dan angkatan
kepolisian.
3. Perdagangan
Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan
bebagai wilayah, jalur perdangan jadi semakin lancar. Ibu kota Basrah di teluk
Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula kota
Aden.
4. Kerajinan
Ketika khalifah Abdul Malik menjabat,
mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang
dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.
F.
Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah
Dinasti Bani Umayah
telah hidup kira-kira 90 tahun banyak sebab yang mengakibatkan jatuhnya Bani
Umayah. Keluarga itu telah membunuh sehingga tidak mungkin di perbaiki.
Muawiyah telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi
turun temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat
tidak dijalankan dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan
kerjasama dari rakyat. Kelemahan keluarga merupakan sebab pertama dan
terpenting bagi kejatuhan Dinasti Umayah diantara khalifahnya kecuali Muawiyah
dan Abdul Malik. Selain kedua itu kholifah-kholifah yang lain telah banyak
melakukan pelanggaran-pelanggaran. Untuk menghabiskan waktu kebanyakan mereka
gunakan untuk berburu dan minum anggur dan lebih sibuk dengan syair-syair dari
pada dengan Qur'an dan urusan-urusan Negara karena harta kekayaan yang melimpah
dan budak yang berlebihan sehingga melemahkan semangat hidup masyarakt arab
yang masih muda.
Kelalaian kholifah
dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas
Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang
koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan
menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak
semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah
yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam
terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti
Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena
kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
Akhirnya gerakan
Abbasiyah memberikan pukulan mematikan terhadap imperium yang sedang
sempoyongan itu. Kaum Syiah dan para pendukung Ali juga menyokong gerakan ini.
Bahkan kaum Khowarij dan orang-orang Islam non-non Arab (Mawali) dengan piawai
ditarik kedalam gerakan ini. Abu Muslim pemimpin pemberontakn ini secara khas
sangat cocok dengan tugas yang dipercayakannya oleh Imam Abbasiyah. Karena
banyaknya dukungan itu akhirnya Bani Abbasiyah berhasil menggulingkan Bani
Umayah. Sehingga dengan jatuhnya Bani Umayah keagungan Siria dan Hegem dan
negerinya sirna mereka terlambat menyadari inti kekuatan didalam Islam telah
meninggalkan negeri mereka dan persatuan dan kesatuan dari dalam Islam
sangatlah penting didalam mempertahankan pemerintahan.
Setelah melihat pembahasan diatas maka dapat
kita ambil kesimpulan bahwa jatuhnya Bani Umayah disebabkan karena beberapa
faktor. Antara lain:
Latar belakang terbentuknya Bani Umayah tidak
bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Ali.
Sisa-sisa Syiah dan Khowarij terus menjadi gerakan oposisi.
Sistem pergantian kholifah yang melalui garis
keturunan lebih menekankan aspek senioritas pengaturan tidak jelas sehingga
terjadi persaingan tidak sehat dikalangan istana.
Sikap hidup mewah dilingkungan istana yang
mengakibatkan lemahnya pemerintahan.
Munculnya kekuatan baru yang dipelopori
Al-Abas Ibnu Mutholib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan
Syiah dan kaum Mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani
Umayah.
BAB III.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Bani Umayah dimulai dengan pengangkatan Muawiyah sebagai khalifah dengan
cara yang tidak demokratis pada tahun 41 H. Selanjutnya sistem kepemimpinan
dilangsungkan secara monarchiheridetis (kerajaan turun temurun) selama 91
tahun. Peristiwa penting yang terjadi pada masa itu antara lain terbunuhnya
Husein bin Ali di Karbala pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
Meski demikian, Bani Umayah mencatatkan
beberapa kamajuan, terutama di bidang arsitektur, perdagangan, militer dan
kesenian. Adapun masa keemasan terjadi ketika tampuk kepemimpinan berada di
tangan Abdul Malik bin Marwan sampai Umar bin Abdul Aziz.
B.
PENUTUP
Setelah melalui studi pustaka dan diskusi
kelompok selesailah makalah kami tentang perkembangan Islam pada masa Bani
Umayah. Sepenuhnya kami sadar akan banyaknya kekurangan di beberapa titik.
Maka, besar harapan kami adanya respon dari pembaca terhadap makalah ini.
Lepas dari itu semua kami berharap makalah
ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi siapapun pembacanya. Selanjutnya
kami ingin berterima kasih kepada para pembimbing dan rekan-rekan yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah sederahana ini.
BAB V.
DAFTAR PUSTAKA
v
Nasution,
Harun. 2008. Teologi Islam. UI-Press. Jakarta.
v
Syalabi, A.
2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Pustaka Al-Husna Baru. Jakarta.
v
Syed
Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, cet. Pertama, 2005, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
v
Abdul Hakim
Al-Afifi, 1000 Peristiwa Dalam Islam, Pustaka Hidayah.
v
Badri Yatim,
Sejarah Peradapan Islam, Ed. Cet, 12, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
0 Response to "SEJARAH PERADABAN ISLAM TENTANG PERADABAN DAULAH UMAYAH"
Post a Comment