MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN “VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES”
Monday, 28 September 2015
Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih
luas. Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan
pendidikan, isi program,
strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan.
Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru,
kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program belajar
mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka
pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan
demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas.
Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya
(objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat
penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Standarisasi
tes mengisyaratkan uji validitas dan reliabilitas tes . tes yang sudah standar
atau baku akan memiliki nilai manfaat praktis karena hasil yang diperoleh dari
penerapan tes itu akan diperoleh skor yang sahih dan konsisten. Oleh karena itu
guru sebelum menerapkan tes kepada siswa, sebaiknya terlebih dahulu menguji
validitas dan reliabilitas tes yang telah dibuat.
Berdasarkan
hal tersebut, maka penulisan makalah ini akan difokuskan pada pembahasan
tentang “Validitas dan Reliabilitas
Tes” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya validitas dan
reliabilitas serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian
dikatakan mempunyai kualitas yang baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana
karakteristik tes hasil belajar yang baik ?
2. Apakah yang
dimaksud dengan validitas tes hasil belajar ?
3. Apakah
faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar ?
4. Apakah yang
dimaksud dengan reliabilitas tes hasil belajar ?
5. Apakah faktor-faktor
yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar ?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka penulis dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut, yaitu:
1. Untuk
mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik.
2. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan validitas tes hasil belajar.
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar.
4. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan reliabilitas tes hasil belajar.
5. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Tes Hasil Belajar
Karakteristik
menggambarkan seluruh tes namun karakteristik itu lebih mungkin menjadi penanda
tes standar dari pada tes yang dikembangkan oleh guru. Tes standar merupakan
tes yang dikembangkan oleh para pakar dan dibuat secara hati-hati. Butir soal
tes satu per satu dianalisis dan direvisi sampai memenuhi standar kualitas
tertentu.
Validitas
berkaitan dengan apakah suatu tes mengukur dan untuk siapa tes itu layak
digunakan. Sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi yang dapat
diestimasikan dari data (skor) dengan menggunakan teknik statistic yang
diperoleh dari koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan angka desimal
antara 0,00 sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukkan validitas atau
reliabilitas rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukkan validitas
dan reliabilitas tinggi. Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjadi
karakteristik penting bagi tes standar.
B. Validitas Tes Hasil Belajar
1. Pengertian Validitas
Validitas
merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang terdiri atas sejumlah
tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator hasil belajar.
Validitas
berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga
betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai
kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang
panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa
tidak dapat menjawab karena tidak memahami pertanyaannya. Validitas tidak
berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat
penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan
valid untuk tujuan yang lain.
Dalam
menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Mengacu pada materi yang hendak diujikan.
b. Mengacu pada
hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada sekelompok
individu.
c. Berkaitan dengan derajar dengan istilah validasi tinggi, sedang, rendah.
d. Mengacu pada
penggunaan hasil evaluasi.
2. Teknik-Teknik Validasi Tes
a. Validitas Tes Acuan Normatif
1) Validitas
Isi
Merupakan
derajad dimana suatu tes mengukur bidang-bidang isi pelajaran yang hendak
diukur. Hal ini sangat penting bagi tes hasil belajar. Validitas isi
mempersyaratkan adanya validitas butir soal dan sampel isi pelajaran. Esensi
validitas isi berkaitan dengan sampel. Dan menjadi penting apabila ingin
menggambarkan kinerja siswa terhadap suatu ranah tugas tertentu.
Validitas isi ditentukan oleh penilaian
(judgement) para pakar. Tidak ada rumus untuk menghitungnya dan tidak ada cara
untuk mengungkapnya secara kuantitatif. Para pakar mengkaji seluruh butir soal
dan membuat penilaian tentang seberapa baik butir soal itu mencerminkan bidang
yang diujikan.
2) Validitas
Konstrak
Merupakan
derajat dimana suatu tes mampu mengukur konstruk hipotetik yang hendak diukur.
Tahapan validitas konstruk yaitu mengidentifikasi konstruk yang diperkirakan
untuk menghitung kinerja tes, menarik hipotesis berkenaan dengan kinerja tes
dari teori masing-masing konstruk, menguji hipotesis berdasarkan logika dan
data empirik.
3) Validitas
Kongkaren
Merupakan
derajat dimana skor suatu tes berkaitan dengan skor tes lainnya, yakni tes yang
telah sahih kemudian diujikan pada waktu yang bersamaan dengan tes yang baru
dibuat.
4) Validitas
Peramalan
Merupakan derajat dimana suatu tes dapat meramalkan seberapa baik siswa
akan melaksanakan tugas di dalam situasi mendatang. Validitas peramalan
ditentukan dengan cara merumuskan hubungan antara skor tes dengan ukuran
keberhasilan pada situasi yang diinginkan.
b. Validitas Tes Acuan Patokan
Tujuan utama
TAP untuk mengukur hasil belajar pada satu tujuan pembelajaran atau lebih,
sehingga validitas isi akan menjadi perhatian utama di dalam menentukan
reliabilitasnya.
1) Validitas
Isi
Validitas
isi pada TAP berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur pencapaian tujuan
pembelajaran. Seperti halnya dengan TAN, pada TAP juga berkaitan dengan
validitas butir soal dan validitas sampel tujuan pembelajaran. Validitas isi
juga disebur sebagai validitas deskriptif.
2) Validitas
Peramalan
Validitas
peramalan pada TAP mempertanyakan kemampuan tes meramalkan kinerja siswa di
masa depan. Validitas ini juga disebut sebagai validitas fungsional. Dengan
demikian salah satu fungsi tes adalah untuk membuat peramalan di masa depan.
Apabila tes itu baik, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki
validitas fungsional.
3. Uji Validitas
a. Validitas eksternal
Merupakan
teknik validitas yang mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran baru dengan
skor hasil pengukuran lain yang memiliki tujuan sama.
Rumus
Korelasi Product Moment :
rxy =
Ket:
rxy =
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
X = skor
hasil pengukuran baru
Y = skor
rapor
N = jumlah
siswa
b. Validitas Internal
Merupakan
teknik validitas yang berusaha ingin mengetahui kesesuaian antara satu butir
dengan keseluruhan butir. Dua teknik yang digunakan yaitu analisis bagian atau
faktor dan analisis butir.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
1. Ketidakjelasan
petunjuk tes.
2. Kesulitan
siswa dalam memahami padanan kata dan struktur kalimat.
3. Tingkat
kesulitan butir soal.
4. Pembuatan
butir soal.
5. Kedwimukaan
(ambiguity).
6. Butir soal
kurang baik.
7. Butir soal
terlalu pendek.
8. Penyusunan
butir soal dalam tes.
9. Pola-pola
jawaban.
D. Reliabilitas Tes
1. Pengertian
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes (test score) dari masa ke masa.jika seorang guru memperoleh skor yang sama
pada tes yang sama pada kelompok siswa yang sama pada waktu yang berbeda, maka dia dapat menyimpulkan bahwa hasil tes itu memiliki derajat
reliabilitas tes yang tinggi dari suatu masa ke masa.konsistensi hasil evaluasi itu menjadi sangat berharga. Jika didasarkan pada data yang valid dan
ditetapkan secara objektif.
Suatu hasil evaluasi pada umumnya tidak pernah mencapai konsistensi
secara sempurna. Beberapa
jenis pengukuran tentu memiliki berbagai jenis kesalahan ada bebrapa faktor berkaitan dengan karakteristik yang bersifat temporer atau permanen. Sumber lain berkaitan dengan karakteristik tes itu atau cara melaksanakan ujian, pensekoran dan penafsiran hasil ujian.
Makna
reliabilitas dapatdiklarifikasikan dengan memperhatikan hal- hal berikut
:
a. Reliabilitas mengacu pada hassil yang diperoleh.
b. Estimasi
reliabilitas biasanya mengacu pada jenis konsistensi tertentu.
c. Reliabilitas adalah penting, namun bukan menjadi prasyarat bagi
validitas.
d. Reliabilitas
selalu menggunakan statistic.
2. Teknik-teknik reliabilitas
Penghitungan reliabilitas untuk tes acuan normative setidak- tidaknya lebih mudah dibandingkan dengan pernghitungan validitasa. Ada banyak jenis reliabilitas yang berbeda-beda, masing-masing ditentukan dengan cara-cara yang bebeda dan massing-masing menjelaskan jenis konsistensi yang berbeda .teknik reliabilitas tes ulang, bentuk
satara, dan belah dua
semua nya ditentukan melalui korelasi.
a. Teknik Reliabilitas Untuk Tes Acuan Normatif
Skor tes dapat menjadi reliable atau konsisten secara berbeda.skor itu dapat
dikatagorisasikan sesuaikan dengan apakak sekor-sekor itu diperoleh dari satu tes yang diujikan sekali, dua kali, ataukah dua
tes diujukan
dalam satu waktu sekali.rliabelitas ini dapat diestimasikan dengan
menggunakan teknik korelasi, dan diungkap
dengan angka decimal antara 0,00 sampai dengan 1,00
1) Reliabilitas tes ulang (test-retest reliability)
Teknik reliabilitas tes ulang adalah
derajat dimana skor tes tetap konsisten sepanjang masa. Ia menunjukan sebaran
skor yang terjadi dari bebrapa kegiatan ujian sebagai hasil dari kesalahan
pengukuran
2) Reliabilitas bentuk setara (Equivalent-form Reliability)
Teknik reliabilitas setara adalah
dua tes yang identik kecuali untuk soal-soal aktual. Dua bentuk tes itu
mengukur bidang isi pelajaran yang sama, jumlah soal sama, struktur soal sama,
tingkat kesulitan sama, dan petunjukn ujian, penskoran dan penafsiran sama.
3) Reliabilitas Belah Dua (Spil-Half Reliabiliy)
Reliabilitas belah dua merupakan
jenis reliabilitas yang didasarkan pada konsistensi internal dari suatu tes.
Karena prosedur reliabilitas belah dua hanya memerlukan satu kali ujian, maka
sumber kesalahan pengukuran dapat dikurangi, seperti perbedaan situasi dan
kondisi ujian, yang dapat terjadi pada perhitungan reliabilitas tes ulang.
4) Reliabilitas kesetaraan nasional (Retional
Equivalence Reliability)
Reliabilitas kesataraan nasional
tidak dihitung melalui korelasi, namun melalui penetapan hubungan antara satu
butir soal dengan seluruh butir lainnya dan total butir soal dalam tes.
b. Reliabilitas Tes Acuan Patokan
Reliabilitas tes acuan patokan
mengacu pada konsistensi tes mengukur apa yang diukur. Perhatian tes acuan
patokan adalah asesmen derajat stabilitas atau kesetaraan, yakni reliabilitas
bentuk tes ulamg dan kesetaraan.
1) Tes acuan patokan non-materi
Walaupun secara teoritik
variabilitas skor yang dicapai siswa tidak ada dalam tes acuan patokan, namun
demikian variabilitas itu tetap ada. Oleh karena itu apabila tes acuan patokan
itu diterapkan dan tingkat kinerja setiap siswa dicatat, maka hampir selalu
terjadi variabilitas skor. Derajat variabilitas itu akan bervariasi dari
kelompok ke kelompok dan dari tes ke tes lainnya.
Apabila terdapat variabilitas skor,
maka dapat digunakan pengukuran tradisional untuk menghitung reliabilitas.
Pendekatan yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas pada tes
acuan patokan hingga sekarang ini belum ada yang diterima oleh semua pihak.
2) Tes acuan patokan materi
Livingston telah mengusulkan pendekatan
untuk membuat estimasi reliabilitas tes acuan patokan. Rumus yang digunakan
pada dasarnya adalah generalisasi dari teori reliabilitas klasik. Rumus yang
digunakan itu menghitung reliabilitas tes acuan patokan dengan cara
pertama-tama menghitung reliabilitas tradisional, seperti pada acuan tes
normatif, kemudian menyesuaikan berdasrkan pada kriteria skor tes acuan
patokan. Rumus yang digunakan hanya cocok untuk jenis tes materi.
E. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas
Banyak faktor mempengaruhi reliabilitas, beberapa faktor
dberkaitan dengan tes itu sendiri, siswa yang
mengikuti ujian, lingkungan
dimana ujian itu diselenggarakan, administrassi tes dan prossedur pensekoran. Faktor-faktor tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proseddur pengembangan tes, pemakain tes, dan analisis informasi tes.
Pertimabngan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi realiabilitas tes ini buakn saja membantu guru dalam menasirkan kofisien reliabilitass
tes standar searalebih baik,melainkan juga membantu kita didalam merumuskan tes yang lebih reliable. Bebrapa faktor yang dimaksud
secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:
1. Panjang Tes (length of test)
Kemunginan cara paling rasional untuk meningkatkan reliabilitas adalah menambah
jumlah butiran soal.penambahan butiran soal akan memperbaiki sampel ranah perilaku yang diujikan, perbaikan sampel ranah perilaku itu akan menghasilkan validitas lebih tinggi dan mengurangi faktor kebetulan seperti tekanan.
Walaupun sampel perilaku itu banyak dan dapat menjaddikan butir soal semakn banyak pula,namun perlu diperhatiakan adalah butiran soal itu jangan terlalau banyak sehinnga waktu yang disediakan untuk ujian tidak cukup
untuk siswa yang mengerjakannya. Pendeknya, semakin banyak butir
soal yang ada pada suatu tes maka semakin baik sampel perilaku
yang diukur didalam tes tersebut.
2. Sebaran skor (spread of scores)
Metode korelasi untuk mmengestimasi reliabilitas memerlukan sebaran sekor. Jika sebaran
sekor itu sempit, maka
koefisien reliabilitas akan menjadi randah.begitu pula jika sebaran skor itu luas, maka koefisien reliabiltas akan menjadi tinggi.
Sebaran skor yang diperoleh siswa pada suatu tes adalah tergantung
pada tingkat kesulitan butir soal yang disajikan dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal.
3. Keobjektivan
skor (score objectivity)
Tes objektif merupakan tes yang mampu mengurangi subjektivitas penskoran, artinya: setiap orang yang menskor hassil tes akan menemukan skor yang
sama pada siswa yang sama. Untuk
meningkatkan objektivitas, proses pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan mengurangi pengaruh guru dalam menskor hassil ujian siswa.
F. Penafsiran Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Penafsiran
skor koefisien korelasi tergantung pada bagaimana tes itu akan digunakan.
Apabila skor koefisien korelasi digunakan untuk mengestimasikan validitas atau
reliabilitas instrumen pengukuran, maka kriteria yang harus diambil harus lebih
tinggi dibandingkan dengan apabila skor koefisien itu digunakan untuk tujuan
tertentu, sperti penelitian yang mencari hubungan antar variabel. Koefisien
korelasi 0,45 misalnya, dikatakan baik untuk penelitian korelasional, namun
tidak baik untuk dijadikan sebagai indeks validitas prediktif, dan sangat buruk
untuk dijadikan sebagai indeks reliabilitas. Demikian pula, koefisein 0,60
dapat dikatakan baik untuk penelitian prediktif, namun masih belum memuaskan
untuk mengestimasi reliabilitas.
Berkenaan
dengan validitas, seringkali penyusunan tes menghitung koefesien korelasi untuk
menentukan validitas prediktif, yakni derajat hubungan antara skor prediktor
dengan kriterium. Koefesien 0,40, misalnya, akan memiliki sedikit makna bagi
tujuan prediksi, karena hal ini menunjukkan korelasi yang rendah, dan
menunjukkan variasi 16%, sehingga tidak mampu digunakan untuk memprediksi skor
kriterium. Oleh karena itu tes yang skor koefesien korelasi di bawah 0,50
umumnya tidak memiliki manfaat untuk digunakan sebagai instrumen untuk
memprediksi kemampuan sekelompok atau individu siswa. Berkenaan dengan
reliabilitas, berapakah skor koefesien reliabilitas yang baik untuk sebuah tes.
Untuk tes kemampuan dan prestasi belajar yang standar, umumnya skor koefesien
korelasi yang dilipih adalah 0,90. Tes kepribadian umumnya menetapkan skor
koefesien korelasi minimal 0,80.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
sederhana pengertian validitas adalah derajat kemampuan suatu tes mengukur apa
yang hendak diukur. Ada bebrapa teknik untuk mengukur validitas tes, yaitu
validitas tes isi, validitas konstrak, validitas kongkaren, dan validitas
peramalan.
Reliabilitas
mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes dari masa ke
masa. Ada bebrapa teknik untuk mengukur reliabilitas tes, yaitu teknik reliabilitas belah dua, bentuk setara, bentuk
tes-retes, dan bentuk kesetaraan rasional.
B. Daftar Pustaka
Rifa’i, Achmad. (2007). Evaluasi Pembelajaran. Semarang: UNNES
Press
http://sangbyyou.blogspot.co.id/2013/05/makalah-evaluasi-pembelajaran.html
0 Response to " MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN “VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES”"
Post a Comment