KEJAYAAN KERAJAAN MUGHAL INDIA 1600M ( Inspirasi dari Film "Jodhaa Akbar" )
Thursday, 13 March 2014
6 Comments
TERISNPIRASI SETELAH MELIHAT FILM JODHAA AKBAR.
Malam ini sepertia biasa browsing internet dan membaca review film dan menemukan sebuah film yang berbau sejarah kejayaan Islam abad 16 di India. Film " Jodhaa Akbar " yang lumayan panjang durasinya 3 jam lebih namun kepuasaan batin terbayar setelah menikmatinya sampai abis.
Beberapa saat aku jadi ingat makalahku dulu saat aku kuliah tentang Kerajaan Mughal di India, waktu itu mata kuliah " Sejarah Kebudayaan Islam ". Belajar lagi jadinya... hehehhe...nih dia makalahnya....simak yukk
A. PENDAHULUAN
Harun Nasution membagi sejarah Islam
kepda tiga periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode
modern.[1] Cikal
bakal kekuasaan Islam di India bermula pada periode klasik yaitu pada masa Bani
Umayyah dibawah kekuasaan khalifah Walid bin Abdul Malik, yaitu pada
periode 705-715 M.
Pada periode pertengahan, muncul tiga kerajaan
besar, yakni kerajaan Usmani di turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan
Mughal di India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga
kerajaan tersebut, berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi
di Persia.[2]
Kerajaan Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat
itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat
bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan
sultan-sultannya yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur
dunia.
Maka pada makalah ini pemakalah coba
memaparkan tentang fakta sejarah yang berkaitan dengan kerajan Mughal di India,
yaitu diantaranya dengan Asal-usul berdirinya kerajaan Mughal politik dan pemerintahan, Ekonomi dan
perdagangan, dan hal-hal lainnya yang berkaitan kemajuan yang telah dicapai
pada masa kerajaan tersebut dan penyebab keruntuhan kerajaan tersebut.
B.
Dinasti Islam Di India Sebelum
Pendirian Dinasti Mughal
Sejak zaman Nabi
SAW, India telah memiliki sejumlah pelabuhan sehingga terjadi interaksi antara India
dengan Nabi SAW. Oleh karena itu, dagang dan dakwah menyatu dalam satu kegiatan
sehingga raja Kadangalur, Cheraman Perumal, memeluk agama Islam dan mengganti
namanya menjadi Tajuddin, dan ia sempat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Pada
zaman Umar ibn Khatab, Mughirah berusaha menaklukan Sind, tapi usahanya gagal
(246-644). Pada zaman Usman ibn Affan dan Ali ibn Thalib, dikirim utusan untuk mempelajari
adat-istiadat dan jalan-jalan menuju India. Pada zaman Mu’awiyah I, Muhammad
ibn Qasim berhasil menaklukan dan diangkat menjadi amir Sind dan Punjab.
Kepemimpinan di Sind dan Punjab dipegang oleh Muhammad ibn Qasim setelah
berhasil memadamkan perampokan-perampokan terhadap umat Islam disana. Karena
pertikaian internal (antara al Hajjaj dan Sulaiman), dinasti ini melemah; dan
ketika keadaan lemah, dinasti ini ditaklukan oleh dinasti Gazni.[3]
Pada zaman Al-Ma’mum
(khalifah dinasti Bani Abbas), diangkat sejumlah amir untuk memimpin
daerah-daerah. Diantara yang dipercaya untuk diangkat menjadi amir
adalah Asad ibn Saman utuk daerah Transoxsiana. Ia diangkat menjadi amir
setelah berhasil membantu khalifah Bani Abbas dalam menaklukan dinasti Safahari
yang berpusat di Khurasan. [4]
Dinasty Samani
(874-999) mengangkat Alpatigin menjadi amir di Khurasan. Alpatigin
kemudian digantikan oleh anaknya, Ishak. Ishak dikudeta Baltigin; Baltiqin diganti
oleh Firri; dan Firri dijatuhkan oleh Subuktigin. Subuktigin menguasai Gazna dan
kemudian mendirikan dinasti Gaznawi (963-1191 M). Dinasty gaznawi ditaklukan
oleh dinasti Guri (1191). Setelah meninggal, Muhammad Gurri diganti oleh
panglimanya, Quthbuddin Aibek (karena Muhammad Guri tidak memiliki anak
laki-laki). Quthbuddin Aibek menjadi sultan sejak tahun 1206 M. Sejak itu
berdirilah kesultanan Delhi terdiri atas : a. Dinasti Mamluk di Delhi
(1206-1290); b. Dinasti Khalji (1290-1320); c. Dinasti Tughluq (1320-1414 M);
d. Dinasti Sayyed (1414-1451 M); dan e. Dinasti Lodi (1451-1526 M).[5]
C.
Asal
usul Kerajaan Mughal
Kerajaan
Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16
hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan
keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.[6]
Babur adalah
nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir pada hari Jum’at 24
Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi amir di Fergana, turunan
lagsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal
dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus
menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. namun
demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari usianya. Dia
mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk menjadi seorang
pejuang dan penguasa besar. [7]
Ia berusaha
menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting dia Asia Tengah pada saat
itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya.
Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil
menaklukan kota Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota
Afganistan. Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu
diperintah Ibrahim Lodi.[8]
Ibrahim Lodi
(cucu sultan lodi), sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah bangsawan yang
menentangnya.[9]
Ketika itu kewibawaan kesultanan sedang merosot, karena ketidak mampuannya
memimpin, atas dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi yang lain mencoba
menggulingkannya dengan meminta bantuan
Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan
bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal 21 April
1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi
beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung mengikrarkan
kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya. [10]
Setelah mendirikan kerajaan Mughal,
Babur berusaha memperkuat kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di
seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur dan di
Afganistan, golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara
kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung
dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan dengan
pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi itu dalam
pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia tidak lama menikmati hasil
perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48
tahun setelah memerintah selama 30 tahun. [11]
Setelah Babur meninggal,
Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya, Nashiruddin Humayun (1530-1539M). [12]
Humayun dalam
menjalankan roda pemerintahanya banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa
pemerintahanya negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh.
Diantara tantangan yang muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang
memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah
melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi
pertempuran dengan Syer Khan di Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami
kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke
Kandahar dan selanjutnya ke Persia ia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan sering
dibujuk untuk memasukinya, begitu pula dengan anaknya Jalaluddin Muhammad
Akbar. Di sini pula ia membangun kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat
bantuan Syah Tahmasph yang memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara,
maka pada tahun 1555, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya dengan
menyerbu Delhi yang pada saat itu diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa
menaklukan kota ini dan ia memerintah kembali pada tahun 1556 M.[13]
Kemudian Humayyun digantikan oleh
anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan
Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan memerintah (1556-1605 M)
dari usia 14 tahun. Akbar sebagai wali
sultan yang masih muda maka diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap,
namun bukan orang yang bijaksana.[14]
Akbar adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan yang kuat ”seorang
raja katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap penaklukan; jika tidak, maka
negeri tetangganyalah yang akan mengangkat senjata terhadapnya. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad
menjadi penguasa tertinggi di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M.
Akbar meninggal dunia. Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan kerajaan
Mughal, tidak hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga dibidang
ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan. Kemajuan
yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya,
yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707
M). tiga Sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan
kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh
raja-raja berikutnya.[15]
Berikut ini akan dirinci fase-fase pemerintahan Mughal :
a.
1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
b.
1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
c.
1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
d.
1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
e.
1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
f.
1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
g.
1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
h.
1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
i.
1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
j.
1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
k.
1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
l.
1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
m.
1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
n.
1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o.
1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II[16]
D.
Kemajuan Kerajaan Mughal
Kejayaan kerajaan Mughal
dimulai pada masa pemerintahan Akbar, keberhasilan Ekspansi Militer Akbar
menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni
kota Kabul dan Turkistan oleh pemerintahan kerajaan Mughal India.[17]
Kita dapat merinci kemajuan-kemajuan kerajaan Mughal yang
dicapai oleh masing-masing raja yang memiliki kemajuan masing-masing sebagai
berikut:
1.
Politik dan
Pemerintahan
a.
Akbar membentuk sitem
pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah
dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang wilayah listrik
dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi
jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus
mengikuti latihan kemiliteran.[18]
b.
Akbar juga menerapkan politik
Sulukhul (toleransi universal). Politik
ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak
dapat dibedakan menurut etnis dan agama. Politik ini dapat menciptakan
kerukunan masyarakat India yang sangat beragam.[19]
c.
Untuk undang-undang kerajaan, Sultan Akbar membuat Din
Ilahi yaitu suatu pandangan dan sikap keagamaan resmi kerajaan yaitu
unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan sebagainya yang harus dianut
oleh setiap orang.[20]
d.
Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan
kerjasama dengan negara-negara Islam diluar India. Sejumlah penguasa Islam
telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke Delhi, misalnya Syarif
Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para gubernur Turki
Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja Arbesinia.[21]
2. Bidang ekonomi dan perdagangan
Untuk mengelola ekonomi pertanian
pemerintah juga mengatur tentang organisasi pertanian. Setiap perkampungan
petani dikepalai oleh seorang pejabat local, yang dinamakan muqaddam, yang mana
kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab menyetorkan
penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak
kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal maka pejabat lokal
berhak menyitanya.[22]
3. Bidang Pendidikan dan Iptek
Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun
bangunan khusus untuk tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati
para ulama dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan..[23]
4. Bidang Seni dan Budaya
a.
Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa
sultan Syah Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti
karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah, yang
dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta Mumtaz Mahal. Taj
Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang peradaban dan
kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah
membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu
singgasana yang dibuat dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.[24]
b.
karya seni yang
menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia
maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang
sastrawan sufi menghasilkan karya besar
berjudul Padmavat, sebuah karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa
manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl
dengan karyanya bernamma Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah
kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.[25]
Akbar mensponsori ajaran Din Illahi,
yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu dan tasawuf dari unsure
syi’ah.
G. Kemunduran dan Kehancuran
kerajaan Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti
Mughal berada dalam kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup
mempertahankan kebesaran yang telah dicapai oleh pendahulu-pendahulunya.
Kejayaan Mughal hilang dengan kematian Aurangzeb Satu persatu penguasa daerah
melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Delhi.
Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam,
setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya Azhim al-syah. Akan tetapi di
tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan (wazir Aurangzeb. Azaim al-syah
meninggal tahun 1712 M. ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia
disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713M. Jadi dalam dua
tahun saja telah terjadi empat kali pergantian sultan. Sehingga dapat dibayangkan bagaimana kondisi
kerajaan Mughal saat itu.
Konflik-konflik yang berkepanjangan
mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu
persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan cenderung
memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.. disintegrasi mulai terjadi,
satu persatu daerah kekuasaan Mughal mulai melepaskan diri. Keadaan ini
diperparah lagi dengan datangnya ancaman baru yang lebih kuat, yaitu datangnya
perusahaan Inggris (EIC) yang memiliki senjata modern melawan pemerintahan
Mughal. Peperangan berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam membuat perjanjian damai
dengan melepaskan daerah Oudh, Bengal dan Orisa kepada Inggris.
Pada saat tiga sultan berkuasa yaitu,
Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris diberi kepercayaan untuk
mengembangkan usahanya. Dengan jaminan memberikan fasilitas kehidupan Istana
dan keluarganya.pada saat terjadinya krisis EIC mengalami kerugian dan
Inggrispun mulai mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat
dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah
pemberontakan rakyat dibawah pimpinan sultan Bahadur Syah pada bualan Mei 1857
M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan
dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa Hindu dan
Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam kepada pemberontak.
Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan
Bahadur Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M). dengan demikian,
berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India.[26]
Ada beberapa factor yang menyebabkab
kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan
membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
1. Terjadi
stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal.
Begitu juga tidak terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal
sendiri.
2. Kemerosotan
moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan
dalam penggunaan uang negara.
3. Kurang
cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat
sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
4. Semua
sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan. [27]
H.
Kesimpulan
Dari uaraian-uraian
terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendiri
kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan Timur
Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M. Di India
corak pemerintahannya militeristik yang absolute.
2. Kerajaan
Mughal membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik,
militer, seni, dan juga dalam bidang ekonomi khususnya. Peninggalan yang
dikenal sampai sekarang dari kerajaan Mughal (salah satu keajaiban dunia) Taj
Mahal.
3. Setelah
Aurangzeb meninggal dunia kemunduran mulai menggerogoti kerajaan Mughal, para
penggantinya pada umumnya lemah sehingga tidak dapat memulihkan kejayaan yang
pernah dicapai oleh para pendahulunya. Kemunduran Mughal berlangsung
terus-menerus sehingga sampailah kepada pintu gerbang kehancuran pada tahun
1858 M.
4. Gaya
hidup yang feodalistik dan penerapan syariat Islam yang dikehendaki
pemerintahan Mughal menimbulkan reaksi keras dari umat hindu yang merupakan
penduduk mayoritas.
5. Penyerbuan
aliansi Hindu-Sikh, penyerbuan Nadir Syah, Ahmad Duran dan kolonial Inggris
merupakan pukulan berat bagi Mughal. Serbuan Inggris akhirnya mengakhiri
kerajaan Mughal dengan segala kejayaannya.
[1]Harun
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai
Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), jilid, h. 85
[2]Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Rajawali Pres, 2000), h. 145
[3]
Jaih mubarok, sejarah peradaban
islam, (bandung: cv pustaka islamika, 2008), h. 241-242
[5]
Jaih mubarok, op.cit,
h. 243
[7]
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Rajawali Pres, 2000), h. 147
[8]
K. Ali , Sejarah Islam Tarikh Pramodern,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 528-530
[9]
Jaih mubarok, op.cit,
h.243
[10]Tim Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, tth), h.282
[11]Badri
Yatim, op.cit, 148
[12]
Jaih mubarok, op.cit,
h.243
[13]
Mahmud Nasir, Islam Konsepsi dan
Sejarahnya, (Bandung: Rosda Karya),h.300
[14]Abu
Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan
Peranannya dalam peradaban Umat manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003),
h. 116
[15]Badri
Yatim, op.cit, h. 150
[17]
K. Ali, op.cit,
h.533-534
[18]
Badri Yatim, op.cit,h. 149
[19]
K.Ali, op.cit, h. 534
[21]
Abu Su’ud, op.cit,h.118
[22]
Ira, op.cit, h. 699
[23]
Ira, op.cit, h. 700
[24]Abu
Su’ud, op.cit, h. 117
[25]Badri
Yatim, op.cit , h. 151
[26]Badri
Yatim, op.cit, h. 159-162
ternyata ada cerita menarik mengenai kerajaan mughal
ReplyDeletetapi sampai sekarang belum terkuak kebenarannya, apakah taj mahal memang dibangun untuk mengenang sang istri atau merupakan suatu kerajaan yang dirombak oleh kerajaan mughal
terlalu banyak pendapat yang berbeda-beda
yach...begitulah sejarah
butuh kerja keras nie tuk mengumpulkan data yg valid
ReplyDeleteapakah Taj mahal dibangun karna rasa cinta atas kematian isterinya ataukah karena rasa bersalah TELAH membunuh isterinya ?
ReplyDeleteWah, jadi tahu nich sejarah yg sebenarnya. Mkasih Admin, sangat bermanfaat. Salam persaudaraan buat teman2 pembaca semua ya? Semoga sukses selalu...! Aamiin..!
ReplyDeleteAssalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar jawa timur, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 30 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Sulardi MM yang bekerja di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, alhamdulillah SK saya akhirnya keluar, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Dr.Drs.Djoko sutrisno,Msi Hp:082338712222 Wassalm Darna Sanusi.
ReplyDeleteTrima kasih, Jazakalloh Pak Budi, 300 Tahun lebih pernah berjaya Islam di India, namun hari ini tinggal sejarah, miris.........prihatin.
ReplyDelete