MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MI
Saturday, 30 March 2013
Add Comment
JUDUL MAKALAH :METHOD OF READING ENGLISH IN ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL ( MI )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran reading merupakan sistem pembelajaran
yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dengan tugas-tugas
terstruktur (Lie, 1999:12). Melalui pembelajaran ini siswa bersama kelompok
secara gotong royong maksudnya setiap anggota kelompok saling membantu antara
teman yang satu dengan teman yang lain dalam kelompok tersebut sehingga di
dalam kerja sama tersebut yang cepat harus membantu yang lemah, oleh karena itu
setiap anggota kelompok penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan sebaliknya keberhasilan siswa
individual adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan bercerita berpasangan
merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran listening. Yang membedakan tipe membaca cerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini guru memperhatikan
skema atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan
skema ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini,
siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Bagaimana proses belajar mengajar dengan penerapan method in teaching reading ?
- Apakah keuntungan dan kelemahan penerapan method in teaching reading pada mata pelajaran Bahasa Inggris?
BAB II
PEMBAHASAN
METHOD OF READING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS
I.
The Audio-Lingual Method
Istilah audio-lingualisme pertama-tama dikemukakan
oleh Prof. Nelson Brooks pada tahun 1964.
Metode ini menyatakan diri sebagai metode
yang paling efektif dan efisien dalam pembelajaran
bahasa asing dan mengklaim sebagai metode
yang telah mengubah pengajaran bahasa dari hanya
sebuah kiat ke sebuah ilmu. Audio-Lingual
Method (ALM) merupakan hasil kombinasi pandangan
dan prinsip-prinsip Linguistik Struktural,
Analisis Kontrastif, pendekatan Aural-Oral, dan psikologi
Behavioristik.
Dasar pemikiran ALM mengenai bahasa, pengajaran,
dan pembelajaran bahasa adalah sebagai
berikut:
1.
Bahasa adalah lisan, bukan tulisan
2.
Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
3.
Ajarkan bahasa dan bukan tentang bahasa
4.
Bahasa adalah seperti yang diucapkan oleh
penutur asli
5.
Bahasa satu dengan yang lainnya itu berbeda
Richards
& Rodgers (1986;51 dalam Prayogo, 1998:9) menambahkan beberapa prinsip
pembelajaran yang telah menjadi dasar psikologi audio-lingualisme dan
penerapannya sebagai berikut:
- Pembelajaran bahasa asing pada dasarnya adalah suatu proses pembentukan kebiasaan yang mekanistik
- Ketrampilan berbahasa dipelajari lebih efektif jika aspek-aspek yang harus dipelajari pada bahasa sasaran disajikan dalam bentuk lisan sebelumdilihat dalam bentuk tulis.
- Bentuk-bentuk analogi memberikan dasar yang lebih baik bagi pembelajar bahasa daripada bentuk analisis, generalisasi, dan pembedaan-pembedaan lebih baik daripada penjelasan tentang kaidah-kaidah.
- Makna kata-kata yang dimiliki oleh penutur asli dapat dipelajari hanya dalam konteks bahasa dan kebudayaan dan tidak berdiri sendiri.
Richards
& Rogers juga mengatakan bahwa ketrampilan bahasa diajarkan dengan urutan: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bentuk kegiatan pengajaran dan
pembelajaran ALM pada dasarnya adalah percakapan
dan latihan-latihan (drills) dan latihan pola (pattern
practice). Percakapan berfungsi sebagai alat untuk meletakkan
struktur-struktur kunci pada konteksnya dan sekaligus memberikan ilustrasi
situasi dimana struktur-struktur tersebut digunakan oleh penutur asli, jadi
juga sebagai penerapan aspek kultural bahasa sasaran. Pengulangan dan
penghafalan menjadi kegiatan yang dominan pada metode ini. Pola-pola gramatika
tertentu pada percakapan dipilih untuk dijadikan kegiatan latihan pola.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran berdasarkan ALM adalah: repetition, inflection,
relplacement, restatement, completion, transposition, expansion, contraction,
transformation, integration, rejoinders, dan restoration.
PROSEDUR PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN AUDIO LANGUAGE METHOD
Kegiatan Guru
1.Menjadi
model pada semua tahapan
pembelajaran.
2.Menggunakan
bahasa Inggris sebanyak mungkin dan bahasa ibu sedikit mungkin.
3.Melatih
ketrampilan menyimak dan berbicara siswa tanpa bahasa tulis dulu.
4.Mengajarkan
struktur melalui latihan pola bunyi, urutan, bentuk-bentuk, dan bukan melalui
penjelasan.
5.Memberikan
bentuk-bentuk tulis bahasa sasaran setelah bunyi-bunyi benar-benar dikuasai
siswa.
6.Meminimalkan
pemberian kosakata kepada siswa sebelum semua struktur umum dikuasai.
7.Mengajarkan kosakata dalam
kontek
Kegiatan Siswa
1
Mendengarkan sebuah percakapan sebagai model (guru atau kaset) yang berisi
struktur kunci yang menjadi fokus pembelajaran, mereka mengulangi setiap baris
percakapan tersebut secara individu maupun bersama-sama, menghafalkannya dan
siswa tidak melihat buku.
2.
Mengganti dialog dengan setting tempat atau yang lainnya sesuai dengan selera
siswa.
3.
Berlatih struktur kunci dari percakapan secara bersama-sama dan kemudian secara
individual.
4.
Mengacu ke buku teks dan menindaklanjuti
dengan
kegiatan membaca, menulis atau kosakata yang berdasarkan percakapan yang ada,
menulis dimulai dalam bentuk kegiatan menyalin dan kemudian dapat ditingkatkan
teknik-teknik pengajaran dalam ALM (Audio-Lingual Method):
- Dialog Memorization 7. Transformation Drill
- Backward Build-up (expansion) Drill 8. Question-and-Answer Drill
- Repetition Drill 9. Use of Minimal Pairs
- Chain Drill 10.Complete the Dialog
- Single-slot Substitution Drill 11.Grammar Game
- Multiple-slot Substitution Drill
II.
COMMUNITY LANGUAGE LEARNING
Metode
ini mempercayai prinsip ‘whole persons’ yang artinya guru tidak hanya
memperhatikan perasaan dan kepandaian siswa tapi juga hubungan dengan sesama
siswa. Menurut Curran (1986:89) siswa merasa tidak nyaman pada situasi yang
baru. Dengan memahami prasaan ketakutan dan sensitif siswa guru dapat
menghilangkan perasaan negatif siswa menjadi energi positif untuk belajar.
Kursi disusun melingkar dengan sebuah
meja di tengah. Ada sebuah tape recorder di atas meja. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran. Guru mnyuruh siswa membuat dialog dalam bahasa Inggris. Jika
siswa tidak mengetahui guru membantu. Percakapan siswa direkam. Kemudian, hasil
rekaman di tulis dalam bentuk transkrip dalam bahasa Inggrisdan bahasa ibu.
Setelah itu kaidah-kaidah kebahasaan didiskusikan.
Teknik-teknik
Community Language Learning:
1.
Tape-recording Student Conversation 4. Reflective Listening
2.
Transcription
5. Human Computer
3.
Reflection on Experience
6. Small Group Tasks
III.
THE TOTAL PHYSICAL RESPONSE METHOD
Metode
ini juga disebut ‘the comprehension
approach’ yang mendekatkan pada pentingnya ‘listening comprehension’. Pada tahap awal pembelajaran bahasa asing
terfokus pada pemahaman mendengarkan. Hal ini berdasarkan pada hasil observasi
bagaimana anak-anak belajar bahasa ibu. Seorang bayi mendengarkan suara
disekelilingnya selama berbulan-bulan sebelum ia dapat menyebut satu kata.
Tidak ada seorangpun yang menyuruh bayi untuk berbicara. Seorang anak berbicara
ketika ia sudah siap melakukannya.
Pada Natural Approach (yang dikembangkan oleh Krashen & Terrel),
siswa mendengarkan guru yang berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa asing mulai awal proses pembelajaran. Guru
dapat membantu siswa untuk memahami materi dengan menggunakan gambar dan
beberapa kata dalam bahasa ibu. Natural
Approach hampir sama dengan Direct Method. Pada Total Physical Response (TPR), siswa mendengarkan dan merespon instruksi
lisan guru. Bentuk instruksi yang diberikan seperti ‘Turn around’, ‘Sit down’,
‘Walk’, ‘Stop’, ‘Jump’, dsb.
Teknik-teknik
dalam the Total Physical Response Method:
1.
Using Commands to Direct Method
2.
Role Reversal
3.
Action sequence
BAB V
PENUTUP
- Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran menulis atau kerja sama antar kelompok
yang anggota kelompok saling membantu antar teman yang satu dengan teman yang
lain dalam kelompok tersebut, sehingga di dalam kerja kelompok atau
pembelajaran kooperatif, siswa yang lebih pandai dapat membantu siswa yang
lemah.
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe menulis berpasangan siswa dapat lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir
dan kemampuan berimajinasi. Di samping itu pembelajaran ini juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk diskusi, bertanya, maupun mengeluarkan pendapat
serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan siswa aktif dalam kelas.
Penerapan pembelajaran kooperatif memiliki kendala di antaranya kesulitan
mengkoordinasikan siswa kepada situasi yang dikehendaki. Dan juga terdapat
kelemahan pada teknik belajar kelompok misalnya mengatur penataan bangku yang
berbeda-beda dan model/gaya mengajar yang berbeda-beda pula.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2005. Metode
Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI
Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta : Depdiknas.
Lie, Anita. 2002. Cooperative
Learning. Jakarta : Gramedia.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rofi’uddin, Ahmad, dkk. 1999.
Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta : Depdikbud.
Rostiyah, N.K. 2001. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Wibowo, Teguh. 2004. Cinta Bahasa Kita 6. Jakarta : Ganeca Exact.
Wibowo, Teguh. 2004. Cinta Bahasa Kita 6. Jakarta : Ganeca Exact.
0 Response to "MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MI"
Post a Comment