RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
Friday, 5 April 2013
1 Comment
BAB I Hakikat Pembelajaran
Pengajaran
berarti perihal mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya orang
yang tugasnya mengajar, di sekolah umumnya disebut “guru”. Pengajaran lebih
luas pengertiannya daripada mengajar (teaching).
Pengajaran sebagai suatu proses, buah atau hasilnya adalah belajar (learning), yaitu terjadinya peristiwa
belajar di dalam diri siswa. Peristiwa belajar pada siswa ini menunjukkan
adanya sikap, seperti minat, perhatian, perasaan, percaya diri dan sikap
lainnya.
Teori Pembelajaran
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme
merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme
memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek –
aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan,
bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
- Teori Humanistik
Pengertian
humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia
pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu
pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dala pendidikan.
Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan
bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa ada
beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai
pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.
B.
Tokoh-Tokoh
Teori Belajar
1.
Teori Behaviorisme
Beberapa tokoh
besar dalam aliran behaviorisme antara lain adalah :
a. Ivan
Petrovich Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich
Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Ia mengemukakan bahwa dengan
menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.
b.
Thorndike (1874-1949)
Thorndike
menemukan hukum-hukum belajar :
1.
Hukum kesiapan (Law of Readiness) 2. Hukum latihan 3. Hukum akibat ( Efek )
c. Skinner (1904-1990)
Prinsip
belajar Skinners adalah :
- Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.
2.
Teori
Humanistik
a.
Arthur Combs (1912-1999)
Bersama
dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia
pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering
digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka
b. Abraham
Maslow
Maslow
mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan
sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih
maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke
arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri(self).
C.
Aplikasi
Teori Belajar
Perkembangan
teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya
dalam kegiatan pembelajaran.
1.
Teori Behaviorisme
Belajar adalah
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang konkret atau yang non
konkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi teori
belajar behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti
tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia.
2.
Aplikasi Teori Humanistik
Belajar adalah
menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya
adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori
humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi,
membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatny
masing-masing di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan.Pembelajaran
berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar
dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
D.
Perbandingan Teori Behaviorisme dengan
Teori Humanisme
Beberapa
perbandingan antara teori behaviorisme dengan teori humanistik yaitu :
a. Teori behaviorisme :
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulis
dan respon.
Tujuan : adanya
perubahan tingkah laku pada peserta didik.
Metode : dibagi dalam bagian-bagian
kecil sampai kompleks. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan.berorientasi pada hasil yang dicapai, tidak
menggunakan hukuman.
Kekurangan :
·
sentral, bersikap otoriter, komunikadi
satu arah.
·
Guru melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari siswa.
·
Pasif, perlu motivasi dari luar, dan
sangat dipengarihi oleh penguatan yang diberikan oleh guru,mendengarkan dan
menghafal.
b. Teori humanistik
Teori : belajar
untuk memenusiakan manusia.
Tujuan : menunjuk pada ruh atau
spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai
metode-metode yang diterapkan.
Metode : mengusahakan partisipasi
aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur , dan positif.
Kekurangan :
terlalu memberi kebebasan pada siswa.
Penerapan :
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan.
Guru : memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.
Siswa : pelaku utama (student
center) yang memaknai poses pengalaman belajar sendiri
Evaluasi :
diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan
(approach) memiliki pengetahuan yang berbeda dengan strategi (sanjaya
Wina,2007), pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplikasi
strategi dan metode. Pendekatan adalah pola atau cara berfikir atau dasar
pandangan terhadap sesuatu. Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah
strategi. Sedangkan strategi adalah pola umum perbuatan guru siswa di dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan pola umum perbuatan guru
dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
MACAM-MACAM PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
Roy
killen (1998) berpendapat pendekatan pembelajaran dapat dibdakan menjadi dua,
Yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approaches). Pendektan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung dan
pembelajara deduktif atau expository. sedangkan pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discvery dan inkuiry serta
pembelajaran induktif.
Ada beberapa pendekatan
yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam memecahkan masalah kegiatan
belajar mengajar, syaiful bahri (2006) mmbagi pendekatan menjadi sembilan jenis
yaitu sebagai berikut:
1.
Pendektan individual
Perbedaan indivual peserta didik yang beragam
memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan
perbedaan peserta didik secara individual. dengan kata lain guru harus
melakukan pendekatan individual dalam implementasi strategi belajar
mengajarnya. bila tidak dilakukan, maka strategi belajar yang menuntut
penguasaan penuh kapada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan.
pendekatan indivual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan
pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat sangat memerlukan penedekatan individual
ini. Pemilihan metode harus didasari oleh kegunan pendekatan individual
sehingga dalam proses pembelajaran di kelas guru akan memperhatikan peserta
didik secara individu. Dengan demikian kesulitan belajar peserta didik lebih
mudah dipecahkan, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2.
Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar kadang-kadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Hal ini disadari bahwa peserta
didik adalah sejenis akhluk homo socius, yakni makhluk yang
bekercenderungan untuk hidup bersama.
dengan pendekatan ini diharapkan dapat tumbuh dan berkembang rasa sosial yang
tinggi pada diri peserta didik. Pendekatan bervariasi
3.
Pendekatan edukatif
Peserta didik yang melakukan kesalahan, yakni
membuat keributan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, tidak tepat
diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera.
ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Pendekatan pengalaman
4.
Pendekatan pembiasaan
Pembiasan adalah alat pendidikan. bagi anak yang
masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Pendekatan rasional
5.
Pendekatan fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di
sekolah bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi
kehidupan anak, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Anak dapat
memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
6.
Pendekatan keagamaan
Pendidikan dan pelajaran di sekolah tidak hanya
memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata
pelajaran. Semua pelajaran itu umumnya dapat dibagi mata pelajaran umum dan
agama. Khususnya mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan
keagamaan.
7.
Pendekatan kebermaknaan
Dalam rangka penguasaan bahasa asing guru tidak
bisa mengabaikan masalah pendekatan ynag harus digunakan dalam proses belajar
mengajar. salah satu kegagalan penguasaan bahasa asing oleh siswa, adalah
kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti
faktor sejarah, fasilitas, lingkungan serta kompetensi guru.
PENDEKATAN –PENDEKATAN
YANG EFEKTIF
Pendekatan pembelajaran
yang efektif harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Identifikasi tujuan
Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tujuan
yang menjadi tuntunan suatu pekerjaan.karna itu perlu dibuat suatu kejelasan
tujua berdasarkan tuntuna pekerjaan itu. Selanjutnya ditentukan peranan-peranan
yang harus dilaksanakan sehubungan dengan tujuan tersebut.
2.
Analisis tujuan
Tujuan –tujuan yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan
menjadi seperangkat tujuan-tujuan yang lebih spesifik setiap dimensi tujuan
dijabarkan sedemikian rupa sehingga mencerminkan segala sesuatu yang harus
dicapai.
3.
Penetapan tujuan
Langkah ini sejalan dengan langkah yang ditelah dilaksanakan
sebelumnya. Setiap tujuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif, afektif,
dan psikomotor. Tentu saja kompetensi yang diarapkan itu harus relevan dengan
tuntunan kerja yang telah ditentukan.
4.
Spesifikasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
Sikap kompetensi yang ditetapkan dirinci agar menjadi pengetahuan apa,
sikap-sikap apa, ketrampilan-ketrampilan apa yang diperlu dimiliki peserta
didik.
5.
Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
Ada perbedaan pendekatan antara pemblajaran yang bersifat teoritis dan
prraktik. Untuk itu diperlukan langkah analisis kebutuhan pendidikan dan
latihan.
6.
Evaluasi
Kriteria penentuan jenis evaluasi sebagai indikator keberhasilan suatu
program aka menentukan pendekatan dalam pembelajarn.
7.
Organisasi sumber-sumber belajar
Langkah pengorganisasian sumber belajar juga akan menentukan
pengambilan pendekatan dalam pembelajran. Hal ini karena materi pelajaran yang
akan disampaikan sangat erat hubugannya dengan pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
BAB III
FASE FASE PEMBELAJARAN
Ada tiga hal pokok yang harus perhatikan guru dalam melaksanakan str tegi
mengajar yaitu : (1) tahapan mengajar; (2) pengunaan model atau pendekatan
mengajar; dan (3) penggunaan prinsip pengajar. Secara umum ada tiga pokok dalam
strategi mengajar, yakni tahap pemulaan (prainstruksional), tahap pengajaran
(instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
Ketiga tahapan ini harus di tempuh pada setiap
saat melaksanakan pengajaran. Satu tahapan tersebutdi tinggalkan, maka
sebenarnya tidak dapat di katakan telah terjadi proses pengajaran.
a. Tahap
Prainstruksional
Tahap Prainstruksional adalah tahapan yang di tempuh guru
pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat
di lakukan oleh huru atau oleh sisiwa pada tahapan ini :
1. Guru menanyakan kehadiran
siswa, dan mencatatsiapa yang tidak hadir. Kiranya tidak perlu di absensi satu
persatu, cukup di tanya yang tidak hadir saja. Dengan alasannya, kehadiran
siswa dlam ke hadirannya siswa dalam pengajaran, dapt di jadikan salah satu
tolak ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidak hadiran siswa, di
sebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, bolos, malas, dan lain –
lain), tetapi juga bisa terjadi karena pengajaran dari guru tidak menyenangkan,
sikapnya tidak di sukai oleh siswa, atau tidakan guru pada waktu mengajar
sebelumnya di anggap merugikan siswa (penilain tidak adil, memberi hukuman yang
menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain - lain).
Tujuan
tahapan ini, pda hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan sisiwa
terhadap bahan yang telah diterimanya dengan pelajaran hari itu. Tahap Prainstruksional
dalam stategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olah raga.
b. Tahap Inruksional
tahap
kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti. Yakni tahap[an memeberikan bahan
pelajaranyang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diindentifikasi
sebagai berikut.
1. menjelaskan kepada sisiwa
tujuan pengajaran yang harus di capai sisiwa. Informasi tujuan penting pentung di berikan kepada sisiwa,
sebab tujuan tersebut untuk sisiwa dan harus dicapaisetelah pengajaran
seleasai. Berdasarkan pengamatan, masih banyak guru yang tidak melaksanakan
ini, sebabnya tujuan tersebut di tulis secara ringkas di depan papan tulis
sehingga bisa di baca dan dapat di pahami oleh semua siswa.
2. menuliskan pokok materi
yang akan di bahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disisipkan
sebelumnya. Sudah barang tertntu materi tersebut sesuai silabus dan tujuan
pengajaran, sebab materi bersumber dari tujuan.
3.
membahas pokok
pikiran yang dibahas tadi. Dalam pembahasan meteri itu dapat ditempuh dua cara
yakni: pertama, pembahasan dimulai dari gambaaran umum materi pengajaran menuju
kepada topik secara lebih khusus. Cara kedua di mulai dari topik khusus menuju
topik umum. Mana cara yang baik untuk melakukannya, tentu bergantung pada guru
masing – masing. Namun demikian, cara pertama diduga akan lebih efektif sebab
sisiwa diberikan seluruh gambaran materi, sehingga sisiwa tahu arah pengajaran
yang akan di bahas selanjutnya. Pembahasan tadak harus opleh guru tapi lebih
baik di bahas oleh sisiwa .
4.
pada setiap
pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh contoh konkret . demikian
pula siswaharus diberikan pertanyaan atau tugas untuk mengetahui tingkat
pemahaman dari setiap pokok materi yang telah saja , tetapi juga pada saat berlangsung . Jika ternyata siswa belum
memahaminya , maka guru mengulang kembali pokok materi tadi. Sebelum melanjutkan pada pokok materi berikutnya.
C. TAHAP EVALUASI DANTINDAK LANJUT
Tahapan ketiga atau yang terakhir adalah evaluasi atau penilaian dantindak
lanjut dalam kegiatan pembelajaran . tujuannya adalah menegetahui tingkt
keberhasilan dari tahapan kedua (
Intruksional ), kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
- Mengajukan pertanyaan kepada kelas, atau kepada beberaa siswa,menggunakan semua pokok materi yang telah di bahas pada tahapankedua.pertanyaan yang di ajukan bersumber dari bahan pengajaran. Pertanyaan dapat diajukan kepada siswa secara lisan maupun secara tertulis. Pertanyaan ini disebut posttest. Berhasil tdaknya tahapan kedua,dapat dilihat dari dapat/tidaknya sisiwa mejawab pertanyaan yang diajukan guru. Salah satu patokan yang dapat di gunakan adalah apabila kira – kira 70 % dari jumlah sisiwadi kelas tersebut dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, maka proses pengajaran (tahap kedua) dikatakan berhasil.
- Apa bila pertanyan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai siswa. Teknik pembahasan bisa ditempuh dengn berbgai cara yakni (1) mengusai untuk menjelaskannya pada kegiatan terjadwal; (2) diadakan diskusi kelompok membahas pook meteri yang belum dikuasai; dan (3) memberikan tugas pekerjaan rumah, yang berhubungan dengan pokok materi yang belum dikuasai melalui kegiatan mandiri. Cara mana yang dipilih di serahkan sepenuhnya kepada kepada guru.
- Untuk memperkaya pengetahuan siswa , materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas/ pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topik atau pokokmateri yang telah dibahas. Misalnya tugas memecahkan masalah, menulis karangan/ makalah, membuat kliping dari koran dan lain – lain yang erat hubunganya dengan bahan yang telah di bahas.
- Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu pokok materi yang akan di bahas pada pelajaran berikutnya. Informasi ini perlu agar siswa dapat mempelajari bahan tersebut dari sumber – sumber yang dimilikinya.
Ketiga
tahap yang telah di bhas di atas, merupakan satu rangkaian kegitatan yang
terpadu , tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat
mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkain tersebut
di terima oleh sisiwasecara utuh. Kemampuan mengajar seperti di likiskan dalam
uraian di atas secara teoritis mudah dikuasi, namun dalam prakteknya tidak
semudah seperti di gambarkan. Hanya dengan latihan kebiasaan yang terencana,
kemampuan itu dapat di peroleh.
BAB 4
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BELAJAR
1. Kematangan/
pertumbuhan
Kita tidak
dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak umur
6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan
tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba
belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar
atau mengajarkan ilmu filsafat kepada
anak yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua
petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu mengajarkan sesuatu
baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya.
Potensi-potensi jasmani dan rohani telah maang untuk itu.
2. Kecerdasan
Tadinya
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh
kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan
kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak
semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan pun
turut memegang peranan.
3. Latihan dan
ulangan
Latihan dalah kegiatan
yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat
menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sehingga sering kali mengalami
sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya
kepada sesuatu itu dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul
hasrat mempelajarinya.
4. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu
organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang
untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang ilmu tertentu.
5. Sifat-sifat
pribadi seseorang.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya
masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat
kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di
manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi
anak-anaknya dan adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang
bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di
alami dan dicapai oleh anak-anak.
7. Guru dan cara
mengajar
Bagaimana sikap
dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan cara
guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
8. Alat-alat
pelajaran
Sekolah yang
cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar
ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar
itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi sosial
dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya,
tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi
teman-teman sepermainan dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini
diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau
tiba-tiba.
10.
Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak
dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang
terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang
tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap
hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain
terjadi di luar kemampuannya.
B.
FAKTOR SOSIAL
Yang dimaksud
dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia) baik
itu ada (hadir) atau tidak secara
langsung hadir, kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang
balajar banyak kali mengganggu belajar. Misalnya, satu kelas mengerjakan soal
ujian dan di luar kelas murid sedang bercakap-cakap di samping kelas. Faktor sosial seperti ini
pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi-prestasi belajar.
Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi sehingga tidak dapat
ditujukan kepada hal-hal yang dipelajari atau aktifitas belajar itu semakin
malas.
C. FAKTOR FISIOLOGIS DALAM BELAJAR
Faktor-faktor fisiologis ini masih lagi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Keadaan
tonus jasmani pada umumnya, dan. Kadaan tonus pada umumnya ini dapat dikatakan
melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang
lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah.
2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama fungsi-fungsi
panca indera.
D. FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM BELAJAR
Secara garis besar faktor-faktor ini telah di kemukakan
pada halaman sebelumnya, tetapi masih ada perlunya memberikan perhatian khusus
kepada salah satu hal, yaitu hal yang mendorong aktivitas belajar itu hal yang
merupakan alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Frandsen
mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang
untuk belajar itu adalah sebagai
berikut:
-
Adanya sifat
ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas.
-
Adanya sifat
yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
-
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati
dari orang tua, guru, dan teman-teman.
-
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan
yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
-
Adanya
keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
-
Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir
daripada belajar. (Frandsen, 1961: 216).
Maslow ( Menurut Frandsen, 1961: 234 ) mengemukakan
motif-motif untuk belajar itu ialah:
-
Adanya
kebutuhan fisik.
-
Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari
kekhawatiran.
-
Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan
dari masyarakat.
-
Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau
mengetengahkan diri.
Apa yang telah
di kemukakan itu hanyalah sekedar penyebutan sejumlah kebutuhan-kebutuhan saja,
yang tentu saja dapat ditambah lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidaklah
lepas satu sama lain, melainkan sebagai suatu keseluruhan (suatu kompleks)
mendorong belajarnya anak. Komplek kebutuhan-kebutuhan itu sifatnya individual,
berbeda dari anak yang satu ke anak yang lainnya. Pendidik seberapa dapat haruslah
berusaha mengenal kebutuhan yang mana yang terutama dominan pada anak didiknya.
BAB 5
Pengertian Minat, Sikap dan Belajar
1. Pengertian Minat
Secara
bahasa minat berarti
“kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Minat juga dapat diartikan sebagai suatu
tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar.
Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat
berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang.
Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik,
senang atau tidak senang.
2. Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa
diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga
dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang
lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian,
yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan
kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan
individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari
maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif
terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar sosial
dari lingkungannya.
3. Pengertian Belajar
Belajar
adalah mereaksi terhadap
semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar
adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan,
proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah
proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu.”
Dari
pengertian belajar yang
telah dikemukakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku individu dari
hasil pengalaman dan
latihan. Perubahan tingkah laku
tersebut, baik dalam
aspek pengetahuannya (kognitif),
keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).
A. Tehnik Membangkitkan
Minat dan Sikap dalam Belajar
1. Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti
kegiatan dengan baik, dan hal ini akan
berpengaruh pula terhadap minat dan
sikap siswa dalam belajar. Perhatian
dapat berpengaruh banyak atau sedikit untuk kesadaran seorang siswa yang menyertai
sesuatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian adalah pemusatan
tenaga atau kekuatan
jiwa tertentu kepada
suatu obyek, atau pendayagunaan
kesadaran minat dan sikap
untuk menyertai suatu aktivitas.
2. Perasaan
Unsur
yang tak kalah
pentingnya adalah perasaan
dari anak didik terhadap
pelajaran yang diajarkan
oleh gurunya. Perasaan didefinisikan “sebagai
gejala psikis yang
bersifat subjektif yang umumnya
berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan
dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”
3. Motifasi
Kata
motifasi diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motifasi dapat dikatakan “sebagai
daya penggerak dari
dalam dan di
dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.” Motifasi adalah keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong
individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencari suatu tujuan.”
karena itu
guru harus bisa
membangkitkan minat anak
didik. Sehingga anak didik
yang pada mulanya
tidak ada hasrat
untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang
dicari muncullah minatnya untuk belajar.
B. Fungsi Minat dan Sikap
dalam belajar
Fungsi
minat dan sikap bagi kehidupan peserta didik sebagai berikut :
a. Minat dan sikap
mempengaruhi bentuk intensitas (kemauan dan kemampuan) cita-cita.
b. Minat dan sikap sebagai tenaga pendorong yang
kuat.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan
intensitas (kemauan dan kemampuan).
d. Minat dan sikap yang terbentuk sejak kecil
C. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat dan Sikap
Belajar
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama,
ketidaksamaan itu disebabkan oleh
banyak hal mempengaruhi
minat dan sikap belajar,
sehingga ia dapat
belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga
halnya dengan minat dan sikap siswa
terhadap mata pelajaran, ada
siswa yang minatnya tinggi dan
ada juga yang
rendah. Hal tersebut
akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya
dalam mata pelajaran.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Intern
Faktor ini meliputi :
a. Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti
pelajaran
b. Pengalaman belajar di jenjang pendidikan
sebelumnya
2. Faktor Ekstern
a. Metode dan gaya mengajar
c.
Situasi dan kondisi lingkungan
BAB 6
TRANFERS
PEMBELAJARAN
- Pengertian Transfer Pembelajaran
Transfer adalah
hal yang terjadi ketika seseorang mengaplikasikan pengalaman
dan pengetahuan
yang dimilikinya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi baru
(Gentile, J. R.). Jadi, apabila seseorang mempelajari suatu konsep matematika
dan kemudian menggunakan konsep ini untuk memecahkan problem sains, maka dia
telah melakukan transfer.
- Jenis-Jenis Transfer Pembelajaran
Para penyelidik
telah mengelompokkan beberapa jenis transfer pembelajaran (Clark & Voogel,
1985; Perkins & Solomon, 1988; Royer, 1986; Salomon, 1988):
1.
Transfer Terdekat – transfer ini berlaku apabila pelajar-pelajar
menerapkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan kedalam situasi dan konteks yang
sama dengan situasi proses pembelajaran yang telah berlaku. .
2.
Transfer Jauh – transfer ini berlaku apabila suatu ilmu yang dilakukan dalam satu
konteks yang sangat berlainan ke konteks asal dimana ilmu tersebut dipelajari.
Transfer jauh melibatkan pembentukan ilmu umum yang pelajari dan digunakan
dalam konteks yang sangat berlainan (Clarks & Voogel, 1985).
3.
Transfer Otomatis – apabila ilmu yang telah dipelajari dilatih
dengan baik sehingga penerapannya menjadi otomatis. Contoh: Belajar mengendarai
kendaraan merupakan suatu proses belajar yang mudah sekali dipelajari. Mulai
dari tata cara menghidupkan mesin, mengendarai dan menghentikan kendaraan yang
sering dilakukan sehingga dia menjadi otomatis walaupun seandainya menggunakan
kendaran dengan jenis yang lain.
4. Transfer Dengan
Daya Fikiran – Memerlukan sebuah
percobaan yang dilakukan dengan sadar untuk mengetahui ciri-ciri persamaan
tersebut terhadap kondisi yang berlainan. Dan perlu mengetahui
ciri-ciri permukaan bagi konsep-konsep dan peraturan-peraturan yang abstrak
dimana terdapat pada situasi yang baru.
- Upaya-Upaya Dalam Proeses Transfer Pembelajaran
Upaya dalam proses transfer
pembelajaran yaitu dengan media instruksional, seperti:
- Mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa,
- Mengatasi ruang kelas yang terbatas,
- Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa, guru dan materi pembelajaran dan dengan lingkungan,
- Menghasilkan keseragaman pengamatan dan pemahaman terhadap suatu materi atau indikator pembelajaran,
- Menanamkan konsep-konsep pengetahuan (kognitif) mendasar yang jelas, tepat dan benar atau kongkrit, dan realistis sesuai dengan tujuan instruksiona,
- Membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar lebih terfokus pada materi yang disampaikan,
- Membangkitkan keinginan atau minat serta menimbulkan ide baru dan mampu merangsang peserta didik untuk lebih belajar lebih terkonsentrasi, serta
- Dapat memberikan pengalaman belajar serta tertanam sikap yang terkoordinasi karena semuanya akan terarah secara integral.
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Transfer Dalam Pembelajaran
Untuk
mencapai tujuan transfer pembelajaran maka diperlukan upaya yang terencana,
teratur dan terprogram, terarah dan berkesinambungan. Selain itu untuk mencapai
transfer pembelajaran ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu
1. Harus memiliki pendidikan
yang profesioanl,
2.
Tujuan
pendidikan yang jelas,
3. Strategis dan metode yang
digunakan,
4. Serta alat-alat dan
sarana yang digunakan administrasi yang baik,
BAB 7
MOTIVASI
BELAJAR
A.
Pengertian
Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation
yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate
yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto,
yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek
untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
B.
Macam-Macam
Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas
du sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri
yang di sebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar
seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
1. Motivasi intrisik
Yang dimaksud
dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidakprlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk
melekukan sesuatu..
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari
motivasi intrinsic. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan
belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar. Anakdidik belajar karena ingin
mencapai tujuan yang terlatak di luar hal yang dipelajarinya misalnya, untuk
mencapai angka tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan sebagainya.
C.
PRINSIP-PRINSIP
MOTIVASI
Motivasi mempunyai peranan yang strategis
dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa
motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ad kegiatan belajar. Agar peranan
lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar
2. Motivasi intrinsik
lebih utama dari pada motivasi eksrtinsik dalam belajar
3. Motivasi berupa pujian
lebih baik dari pada hukuman
4. Motivasi berhubungan
erat dengan kebutuhan dalam belajar
5. Motivasi dapat memupuk
optimisme dalam belajar
6. Motivasi melahirkan
prestasi dalam belajar
D.
FUNGSI MOTIVASI
DALAM BELAJAR
Fungsi dari motivasi
adalah sebagai berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah,
artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak,
artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
perbuatan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam
belajar
Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak mempunyai arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak
dengan kehendak, kesadaran dan tidak teratur. Oleh karena itu disebut
fungsional bagi masyarakat. Pendidikan tensional, artinya pengaruh yang
diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa kepada anak, supaya dengan
pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan pendidikan.
Segalapengetahuan,
dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat
menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan.
Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh “Keneth M. Mover” adalah
:
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa
yang bersifat ekonomis.
3)
Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat
disesuaikan dengan kondisi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
Agar tujuan pengajaran yang dikehendaki
khususnyc. oleh guru sebagai pengajar, maka perlu adanya usaha-usaha, agar
terjadi kegiatan belajar yang efektif dan membelajarkan siswa dengan baik.
E.
BENTUK- BENTUK MOTIVASI DALAM BELAJAR
Disampin itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan
pencapaian Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk
bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang
diberikan yaitu
1. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak
siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat
dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis
dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.
Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan
motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran
kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang
sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian.
Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan
motivasi yang baik.
BAB 8
KESULITAN BELAJAR
Dalam keadaan dimana
siswa atau anak didik tidak dapat belajar sebagai sebagai mana mestinya itulah
yang disebut denan kesulitan belajar.Faktor-faktor pennyebab kesulitan belajar
dapat digolongkan menjadi :
1.
Faktor –faktor Intern Belajar
a.
Minat siswa terhadap belajar
b.
Motifasi belajar
c.
Konsentrasi belajar
d.
Menyimpan perolehan hasil belajar
e.
Rasa percaya diri
f.
Intelejensi
g.
Kebiasaan belajar
2.
Faktor-faktor Ekstern Belajar
a.
Faktor Keluarga
b.
Faktor Sekolah
1.
Guru sebagai Pembina siswa belajar
2.
Prasarana dan sarana pembelajaran
3.
Kurikulum Sekolah
c.
Faktor lingkungan siswa
BAB 9
PEMBELAJARAN REMEDIAL
A.Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial
merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami
hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan
keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya
sebagai pelayanan khusus antara lain:
1. Adaptif
Setiap
peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai
dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain,
pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif
Pembelajaran
remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami
kesulitan segera diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan
dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda,
maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan
metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan
balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat
korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik
dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta
didik.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program
pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan,
dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran
remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu,
langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial
meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan
kedua memberikan perlakuan (treatment)
pembelajaran remedial.
1. Diagnosis Kesulitan Belajar
a. Tujuan
Diagnosis
kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar
peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan,
sedang dan berat.
- Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
- Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
b. Teknik
Teknik
yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes
prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik,
wawancara, pengamatan, dsb.
- Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
- Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah
diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya
adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
- Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
BAB
10
PENDEKATAN
DAN METODE DALAM PENGAJARAN REMEDIAL
1. Pendekatan yang bersifat kuratif
Pendekatan ini
diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan
mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program
secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap pertemuan, unit
pelajaran, atau satuan waktu tertentu.
Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat
menggunakan pendekatan:
1.
Pengulangan
2.
Pengayaan/pengukuhan
3.
Pencepatan
1. Pengulangan
Pengulangan ini dapat dilakukan dengan berbagai
tingkatan sesuai dengan diagnostiknya, yaitu:
a.
Pada setiap akhir pertemuan
b.
Pada setiap akhir unit pelajaran tertentu
c.
Pada akhir setiap satuan program studi
2. pengayaan/pengukuran
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara
akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara:
-
Pemberian tugas/pekerjaan rumah
-
Pemberian tugas/soal dikerjakan di kelas
3. Percepatan (akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan
kesulitan psikososial (ego emosional)
-
Bila ternyata keseluruhan bidang studi unggul dibanding kelompoknya
dapat dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi
-
Bila hanya beberapa bidang studi untuk bidang studi ini dapat
diteruskan (maju berkelanjutan/continous program)
2. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan
data/informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya
3. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Pendekatan ini
merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung
(during teaching diagnostik)
4. Metode dalam pengajaran perbaikan (remedial)
Metode yang
digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode yang dilaksanakan dalam
keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus
sampai dengan tindak lanjut.
1. Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus
untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitannya.
2. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi
antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami
oleh kelompok siswa.
Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan, yaitu sebagai
berikut:
3. Metode tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal
kasus dan dalam rangka pemberian bantuan Dengan pemberian tugas-tugas tertentu
baik secara individual maupun secara kelompok siswa yang mengalami kesulitan
dapat ditolong.
4. Kerja kelompok
-
Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan metode diskusi.
Yang penting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi
perbaikan pada diri
5. Metode tutor
Tutor adalah siswa yang sebaya yang
ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena
hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru siswa.
6. Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru
siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan metode ini
bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Materi yang
diberikan mungkin pengulangan, mungkin materi baru dan mungkin pengayaan apa
yang dimiliki siswa.
5. Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Remedial
teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan
melalui prosedur sebagai berikut:
1.
Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak
kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar
memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan
kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kasus akan dapat
ditentukan murid-murid yang perlu mendapatkan remedial teaching. Kemudian
ditentukan
1.
Langkah pelaksanaan remedial teaching
2.
Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar.
3.
Melakukan re-evalusi dan re-diagnostik.
VERY USEFUL TO ME.. THANK U :-)
ReplyDelete