Mengenal Sejarah Raja - Raja Nusantara 3
Thursday, 8 November 2012
Add Comment
Sejarah Dari Kerajaan Singosari
Awal Berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri. Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
Nama Ibu Kota
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singosari
yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama,
ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel
bernama Kutaraja. Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat
putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama
ibu kota menjadi Singosari. Nama Singhasari yang merupakan nama
ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka,
Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singosari. Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Silsilah Wangsa Rajasa
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singosari,
dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara
Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja
Singhasari.
Versi Pararaton adalah:
- Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
- Anusapati (1247 - 1249)
- Tohjaya (1249 - 1250)
- Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
- Kertanagara (1272 - 1292)
Versi Nagarakretagama adalah:
- Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
- Anusapati (1227 - 1248)
- Wisnuwardhana (1248 - 1254)
- Kertanagara (1254 - 1292)
Kisah
suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah
yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak
tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir).
Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya
Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai.
Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan
antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi
karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja
Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut
dianggap sebagai aib.
Di
antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang
didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam
Prasasti Mula Malurung (yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah
Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja
Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja
bawahan di Kadiri. Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik
takhta tahun 1254 dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa
Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu, baru pada tahun 1268 ia
bertakhta di Singosari. Diagram silsilah di samping ini adalah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton.
Prasasti Mula Malurung
Penemuan
prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan
versi Pararaton yang selama ini dikenal mengenai sejarah
Tumapel. Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki
"Bhatara Siwa", setelah menaklukkan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan
terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati sedangkan Kadiri
dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng). Parameswara
digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati
digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula
Malurung juga menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel
dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri kemudian
menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.
Pemerintahan Bersama
Pararaton
dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli
Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.
Apabila
kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat
dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya
rekonsiliasi antara kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana
merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken
Arok.
Kejayaan
Kertanagara
adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 -
1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.
Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan
Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa
Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya
(kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah
ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari
Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada
tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas
oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan
Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali,
Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
Keruntuhan
Kerajaan Singosari
yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan
Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus
ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singosari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
Hubungan Dengan Kerajaan Majapahit
Pararaton,
Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat
bantuan Aria Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian
diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit.
Pada
tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk
menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan
Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat
cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa.
Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singosari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
0 Response to "Mengenal Sejarah Raja - Raja Nusantara 3"
Post a Comment