PEMBELAJARAN dan PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Wednesday, 25 June 2014
3 Comments
Belajar
matematika merupakan proses aktif siswa untuk merekonstruksi makna atau
konsep-konsep matematika. Hal ini berarti, bahwa belajar matematika merupakan
proses untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan pemahaman yang
dimiliki. Beberapa ciri atau prinsip belajar yang dikemukakan oleh Paul Suparno
(dalam Markaban, 2008:8) sebagai berikut: (1) Belajar berarti mencari makna,
yaitu berdasarkan dari apa yang dilihat, didengar, dirasa, dan dialami siswa;
(2) Konstruksi makna, yaitu sebagai proses yang terus-menerus; (3) Belajar
bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran
dengan membuat pengertian yang baru; (4) Hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman subyek pembelajar dengan dunia fisik dan lingkungannya; dan (5) Hasil
belajar tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan, dan
motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu
pelaku proses pembelajaran saat berinteraksi dengan lingkungannya yang
dilakukan secara sadar. Ini berarti pembelajaran merupakan upaya membuat
seseorang belajar tentang suatu hal. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu
proses sebagai titik temu antara berbagai input pembelajaran, mulai dari faktor
utama, yaitu: siswa, guru, dan materi pelajaran yang membentuk, hingga faktor
pendukung seperti sarana, sumber belajar, lingkungan, dan sebagainya.
Nama le
Pembelajaran
matematika lebih menekankan pada konsepsi awal yang sudah dikenal oleh siswa
yaitu tentang ide-ide matematika. Setelah siswa terlibat aktif secara langsung
dalam proses belajar matematika, maka proses yang sedang berlangsung dapat
ditingkatkan ke proses yang lebih tinggi sebagai pembentukan pengetahuan baru.
Pada proses pembentukan pengetahuan baru tersebut, siswa bertanggung jawab
terhadap proses belajarnya sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dan
moderator harus mampu mendesain pembelajaran yang interaktif dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif menyumbangkan pemikirannya dalam proses
belajarnya baik untuk diri-sendiri maupun aktif membantu siswa lain dalam
menafsirkan permasalahan real.
Pemahaman
merupakan aspek yang fundamental dalam belajar dan setiap pembelajaran
matematika seharusnya lebih memfokuskan untuk menanamkan konsep berdasarkan
pemahaman (Hiebert dan Carpenter, 1992: 65). Lebih lanjut, Hiebert dan
Carpenter (1992:75) menjelaskan bahwa pemahaman memudahkan terjadinya transfer.
Jika hanya memberikan keterampilan saja tanpa dipahami, akibatnya siswa akan
mengalami kesulitan belajar materi selanjutnya, sehingga siswa akan menganggap
matematika merupakan pelajaran yang sulit.
Pemahaman
dalam pembelajaran matematika sudah seharusnya ditanamkan kepada setiap siswa
oleh guru sebagai pendidik. Karena tanpa pemahaman, siswa tidak bisa
mengaplikasikan prosedur, konsep, ataupun proses. Matematika akan dimengerti
dan dipahami bila siswa dalam belajarnya terjadi kaitan antara informasi yang
diterima dengan jaringan representasinya. Siswa dikatakan memahami bila mereka
bisa mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat
lisan, tulisan (verbal) ataupun grafis (non verbal), yang disampaikan melalui
pengajaran, buku, atau layar komputer (Anderson dan Krathwohl, 2010:105).
Belajar
matematika merupakan suatu proses yang terkait dengan ide-ide, gagasan, aturan
atau hubungan yang diatur secara logis. Sehingga dalam belajar matematika harus
mencapai pemahaman, karena pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna
dan arti dari bahan yang dipelajari. Russefendi (1988: 123) menyatakan bahwa
pencapaian pemahaman siswa dalam belajar mencerminkan domain cognitive
Taxonomy Bloom yang meliputi translation, interpretation, dan
extrapolation.
Translation,
yaitu
kemampuan untuk mengubah simbol/kalimat tanpa mengubah makna. Simbol berupa
kata (verbal) diubah menjadi gambar atau grafik/bagan. Misalnya, simbol berupa
kata kubus ABCD.EFGH dapat disajikan dalam gambar kubus ABCD.EFGH;
garis yang melalui titik A dan titik B disajikan dalam gambar
garis AB; garis yang melalui titik B dan titik C disajikan
dalam gambar garis BC; dan seterusnya.
Interpretaion,
yaitu
kemampuan menafsirkan, menjelaskan, membandingkan, membedakan, dan
mempertentangkan makna yang terdapat di dalam simbol baik simbol verbal maupun
non verbal. Misalnya, siswa membedakan kubus dengan limas; dua garis yang
saling berpotongan, bersilangan, dan sejajar; titik-titik yang terletak pada
bidang dan tidak terletak pada bidang; dua bidang berpotongan; dua bidang
sejajar; dan sebagainya.
Ekstrapolation,
yaitu
kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah kelanjutan dari suatu temuan
(menghitung). Misalnya, jika siswa diberi suatu pernyataan tentang garis yang
melalui dua titik yang ada pada bangun ruang, maka siswa bisa menunjukkan bahwa
kedua titik tersebut terletak pada satu bidang; jika siswa diberi sudut antara
dua garis dalam bangun ruang, maka siswa bisa menentukan besar sudutnya, dan
sebagainya.
Pemahaman
siswa yang dimaksud adalah pemahaman siswa yang mencerminkan domain cognitive
Taxonomy Bloom terhadap suatu konsep matematika. Akan tetapi tidak semua domain
cognitive Taxonomy Bloom berada pada setiap detail permasalahan.
Dalam suatu permasalahan, siswa dikatakan memahami apabila siswa mampu
menggunakan satu atau dua atau ketiga domain cognitive Taxonomy Bloom
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menurut
Zulaiha (2006: 19), hasil belajar yang dinilai dalam mata pelajaran matematika
ada tiga aspek. Ketiga aspek itu adalah pemahaman
konsep, penalaran
dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Ketiga aspek tersebut bisa
dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, penilaian kinerja, penilaian
produk, penilaian proyek, maupun penilaian portofolio.
Adapun kriteria dari ketiga aspek
tersebut adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasian objek-objek
menurut sifat-sifat tertentu.
d. Menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu
atau syarat cukup suatu konsep.
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau operasi tertentu.
a. Menyajikan pernyataan
matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.
b. Mengajukan dugaan.
c. Melakukan manipulasi
matematika.
d. Menarik kesimpulan, menyusun
bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi.
e. Menarik kesimpulan dari
pernyataan.
f. Memeriksa
kesahihan dari argumen.
g. Menemukan pola atau sifat dari
gejala matematis untuk membuat generalisasi.
3. Pemecahan Masalah
b. Mengorganisasikan data
dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah.
c. Menyajikan masalah
secara matematik dalam berbagai bentuk.
d. Memilih pendekatan dan
metode pemecahan masalah secara tepat.
e. Mengembangkan strategi
pemecahan masalah.
f. Membuat dan menafsirkan
model matematika dari suatu masalah yang tidak rutin
Pemahaman merupakan terjemahan
dari istilah understanding yang
diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari . Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep
berarti suatu rancangan. Sedangkan dalam matematika, konsep
adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu
objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah
pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
Nasution
(2006) mengungkapkan “ Konsep sangat penting bagi manusia, karena digunakan dalam
komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan
lain-lain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan
bantuan konsep
dapat dijalankan pendidikan formal.”
Kemampuan pemahaman
matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pem-belajaran, memberikan
pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai
hafalan, namun lebih dari itu. Dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep
materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu
tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan
pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai
dengan Hudoyo ( dalam Herdian, 2010 ) yang menyatakan tujuan mengajar
adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik.
Dalam penelitian ini, hasil
belajar diperoleh siswa berdasarkan hasil tes pemahaman konsep. Menurut
Depdiknas (dalam Jannah, 2007: 18)
menjelaskan ”Penilaian perkembangan anak
didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai
hasil belajar matematika. Indikator
tersebut adalah sebagai berikut:
Menyatakan
ulang suatu konsep.
Mengklasifikasikan
objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
Memberi
contoh dan non-contoh dari konsep.
Menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika.
Mengembangkan
syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
Menggunakan,
memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
salah satu
kemampuan yang perlu dikembangkan didalam matematika adalah kemampuan
pemahaman konsep. Kemampuan pemahaman ini merupakan kemampuan dasar
yang akan menunjang atau menuntun siswa untuk samapai pada kemampuan berfikir
tingkat tinggi selanjutnya. Siswa akan sampai pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi, jika ia telah memahami konsep materi yang sedang dipelajarinya. Inilah
salah satu yang menjadi alasan mengapa kemampuan pemahaman konsep
menjadi objek penelitian paling subur sepanjang sejarah.
Pemahaman
konsep
tersusun atas dua kata, yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman lebih
merujuk pada bagaimana siswa mampu mengerti benar yang dibuktikan mampu
memberikan penjelasan. Seseorang dapat dikatakan paham terhadap suatu hal,
apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskan suatu hal yang
diapahaminya. Adapun konsep sendiri mempunyai berbagai pengertian.
Berikut ini
adalah beberapa pengertian dari konsep:
Gagne
(Suherman, dkk., 2001: 36) konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat
mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh.
Suherman
(2003: 29)
menyatakan bahwa konsep adalah kumpulan fakta spesifik yang saling terkait
secara fungsional.
Rooser
(Rofingatun, 2006: 16) juga mengemukakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau
hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
Dahar (1988:
97) Konsep
merupakan buah pikiran yang dimiliki seseorang atau pun sekelompok orang.
NCTM(1998:223) Konsep
adalah substansi pengetahuan matematik.
Dari
beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep adalah mengerti benar akan konsep matematika yang sedang
dipelajarinya.
Kemampuan
pemahaman konsep (conceptual understanding) merupakan salah satu tuntutan
kurikulum saat ini yang perlu untuk ditingkatkan. Kemampuan ini sangat berguna
dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika baik yang bersifat konsep
maupun konteks. Menurut Posamentier & Stepelman (dalam Patria, 2007: 4)
bahwa kemampuan serta keterampilan dalam menyelesaikan suatumasalah akan
bermanfaat dalam menghadapi permasalahan keseharian serta dalam situasi-situasi
pengambilan keputusan yang akan selalu dialami diseluruh kehidupan individu.
pemahaman
konsep
menurut Skemp, terbagi atas dua bagian pemahaman, yaitu pemahaman
instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental
diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal
rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam hal ini siswa hanya memahami urutan
pengerjaan atau algoritma. Sedangkan pada pemahaman relasional termuat skema
atau struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas
dan sifat pemakaiannya lebih bermakna. Siswa yang telah memiliki pemahaman
relasional dapat mengaitkan suatu konsep lainnya secara benar dan menyadari
proses yang dilakukan.
Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar jawa timur, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 30 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Sulardi MM yang bekerja di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, alhamdulillah SK saya akhirnya keluar, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Dr.Drs.Djoko sutrisno,Msi Hp:082338712222 Wassalm Darna Sanusi.
ReplyDeleteterima kasih atas pemahaman nya sangat membantu saya menjadi wawasan pengetahuan.!
ReplyDeleteassaamu'alaikum. gan tolong dong dibuka, makalahnya bagus. saya mau ngopi untuk buat makalah perkuliahan. terimakasih.
ReplyDelete