CONTOH PROPOSAL SKRIPSI PTK FIQIH KELAS IV
Tuesday, 27 May 2014
2 Comments
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENUGASAN PADA SISWA KELAS IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan.Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha
pembaharuan dalam pendidikan.Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami
kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran fiqih. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi.Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran fiqih yang diharapkan oleh guru adalah 85,00.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran fiqih sangat rendah yaitu mencapai 50,00. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep fiqih.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Penugasan (The Assignment) untuk mengungkapkan apakah dengan model Penugasan (The Assignment) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar fiqih.Penulis memilih metode pembelajaran ini dalam mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran Penugasan (The Assignment) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqih dengan Metode Pembelajaran Penugasan Pada Siswa Kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater Tahun Pelajaran 2011/2012″.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran fiqih. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi.Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran fiqih yang diharapkan oleh guru adalah 85,00.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran fiqih sangat rendah yaitu mencapai 50,00. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep fiqih.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Penugasan (The Assignment) untuk mengungkapkan apakah dengan model Penugasan (The Assignment) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar fiqih.Penulis memilih metode pembelajaran ini dalam mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran Penugasan (The Assignment) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqih dengan Metode Pembelajaran Penugasan Pada Siswa Kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater Tahun Pelajaran 2011/2012″.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah
pengaruh metode pembelajaran The Assignment terhadap motivasi belajar siswa
mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater
Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2.
Bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran The
Assignment mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan
Ciater Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran The
Assignment mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan
Ciater Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.
Ingin
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya
pembelajaran The Assignment mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV di MI Al -
Jihad Kecamatan Ciater Tahun Pelajaran 2011/2012.
D.
Manfaat Penelitian
Penulis
mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1.
Guru
Memberikan
informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi fiqih.
2.
Siswa
Meningkatkan
motivasi dan prestasi pada mata pelajaran fiqih
3. Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E. Hipotesis
Tindakan
Hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut :
1.
Penerapan
pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran fiqih
pada siswa kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater Tahun Pelajaran
2011/2012.
2.
Penerapan
pembelajaran The Assignment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata
pelajaran fiqih pada siswa kelas IV di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater Tahun
Pelajaran 2011/2012.
F. Ruang Lingkup
Penelitian
Ruang
lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.
Permasalahan
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan
prestasi belajar siswa.
2.
Penelitian
tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas IV
3.
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater
4.
Dalam
penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2011/2012.
5.
Penelitian
tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar mengenal tata cara mandi
wajib.
G. Definisi
Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi
terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut
:
1. Metode Penugasan (The Assignment) adalah :
Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui Penampilan ,keberanian mengemukakan pendapat, dengan tampil kedepan kelas, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui Penampilan ,keberanian mengemukakan pendapat, dengan tampil kedepan kelas, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
2. Motivasi belajar adalah :
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri indiIVdu yang mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri indiIVdu yang mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah :
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
Metode Penugasan
Teknik
Penugasan adalah terjemahan dari The Assignment. Menurut Sund The Assignment adalah
proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu konsep misalnya: wudlu, mandi,
sholat dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah :
mandi apabila tidak menetapi rukunnya tidak akan sah. Dalam teknik ini siswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri,
guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan The Assignment learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik The Assignment ini guru berusaha meningkatkan aktiIVtas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut :
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan The Assignment learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik The Assignment ini guru berusaha meningkatkan aktiIVtas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut :
·
Teknik
ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
·
Siswa
memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi indiIVdual sehingga dapat
kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat membangkitkan
kegairahan belajar mengajar para siswa.
·
Teknik
ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
·
Mampu
mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat.
·
Membantu
siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
Penugasan sendiri.
Walaupun
demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu
diperhatikan ialah :
·
Pada
siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa
harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
·
Bila
kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
·
Bagi
guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik Penugasan.
·
Dengan
teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan
proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan
keterampilan bagi siswa.
·
Teknik
ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
2. Motivasi Belajar
a) Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi
adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu,
atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapan-kesiapannya
untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan belajar adalah
suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam
diri indiIVdu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktiIVtas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktiIVtas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktiIVtas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktiIVtas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
b). Macam-macam Motivasi
Menurut
jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1). Motivasi
Intrinsik
a.
Jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam indiIVdu, apakah karena adanya
ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994 : 05) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut :
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994 : 05) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut :
b. Mengaitkan tujuan belajar dengan
tujuan siswa.
c. Memberikan kebebasan dalam
memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
d. Memberikan banyak waktu ekstra bagi
siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di sekolah.
e. Sesekali memberikan penghargaan pada
siswa atas pekerjaannya.
f. Meminta siswa untuk menjeiaskan
hasil pekerjaannya.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang
timbul dari dalam indiIVdu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.
Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara sadar akan
melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2).MotivasiEkstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar indiIVdu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang yang timbul dari jiwa seseorang atau perang yang timbul dari dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain :
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar indiIVdu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang yang timbul dari jiwa seseorang atau perang yang timbul dari dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain :
1.
Kompetisi
(persaingan) : guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2.
Pace
Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar
mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TPK yang
akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK
tersebut.
3.
Tujuan
yang jelas : Motif mendorong indiIVdu untuk mencapai tujuan. Makin jelas
tujuan, makin besar ni]ai tujuan bagi indiIVdu yang bersangkutan dan makin
besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
4.
Kesempurnaan
untuk sukses : Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan
kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang
sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada
anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan
guru.
5.
Minat
yang besar: Motif akan timbul jika indiIVdu memiliki minat yang besar.
6.
Mengadakan
penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan
memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak siswa
yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan
bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan
menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu
merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari
uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
dari luar individu
yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya
persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lainsebagainya.
3. Prestasi Belajar Fiqih
Belajar
dapat membawa suatu perubahan pada indiIVdu yang belajar.Perubahan ini
merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan
dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991:
768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam
hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh
seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang
membutuhkan dan memerlukan pengorbanan dan memerlukan dasar pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar.Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar dilingkungan sekolah serta dapat melihat output dari anak.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar fiqih adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar fiqih.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar.Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar dilingkungan sekolah serta dapat melihat output dari anak.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar fiqih adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar fiqih.
4. Hubungan
Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Penugasan
Motivasi
adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan
menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu,
sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik
(Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan
kegiatan belajar dan berinteraksi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Sedangkan metode pembelajaran Penugasan (The Assignment) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar Penugasan (The Assignment) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar Penugasan (The Assignment) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar Penugasan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban yang diharapkan dengan mempraktekan berbagai teori (Syafi’udin, 2002:19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model Penugasan (The Assignment) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sedangkan metode pembelajaran Penugasan (The Assignment) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar Penugasan (The Assignment) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar Penugasan (The Assignment) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar Penugasan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban yang diharapkan dengan mempraktekan berbagai teori (Syafi’udin, 2002:19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model Penugasan (The Assignment) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegitan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegitan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)
b. Kehadiran
Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :
Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :
1. Menyusun angket untuk pembelajaran
dan menyusun rencana program pembelajaran
2. Mengumpulkan data dengan cara
mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses
pembelajaran yangdilakukan oleh guru kelas
3. Melaksanakan rencana program
pembelajaran yang telah dibuat
4. Melaporkan hasil penelitian
c. LokasiPenelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater
Penelitian dilaksanakan di MI Al - Jihad Kecamatan Ciater
d. Data dan sumber
1. Data dalam penelitian ini adalah
kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan
dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi
C1 – C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian
(test).
2. Sumber data penelitian adalah siswa
kelas IV Sebagai obyek penelitian
e. Prosedur
pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2. Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
3. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung.Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung.Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4. Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
5. Catatanlapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
f. Analisis data
1. Kemampuan
Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban
siswa dianalisis dengan rubrik.Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor
kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubrik
pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai
dengan rubrik pada siklus II.
Rumus untuk mencari skor klasikal
kemampuan bertanya siswa =
Skor riil X
4
Skor maks
Keterangan:
Skor riil : skor total yang diperoleh siswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban ( pedoman penskoran lihat lampiran )
Skor riil : skor total yang diperoleh siswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban ( pedoman penskoran lihat lampiran )
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognetif
dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara indiIVdu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dianggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara indiIVdu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dianggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)
g.
Tahap-tahap penelitian
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi,refleksi.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi,refleksi.
Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka
perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :
·
Penyusunan
RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
·
Penyusunan
lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang
ingin dicapai
·
Membuat
soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.
·
Membentuk
kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis
kelamin, maupun etnis.
·
Memberikan
penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan
2. Pelaksanaan
Tindakan
·
Melaksanakan
kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa
dibimbing untuk belajar fiqih secara kooperatif learning dengan model The
Assignment. Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah (sesuaikan dengan
scenario pembelajaran)
·
Kegiatan
penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran
pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II
SiklusII
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
H.
Personalia Penelitian
Penelitian
ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
1. Nama : NURYAMAH,S.Pd.I
NIP : -
Pekerjaan : Guru MI Al - Jihad
Tugas dalam penelitian : Sebagai Peneliti
2. Nama : Saepunajah,S.Pd.I
NIP : 197808292005011002
Pekerjaan : Guru MI Al - JihadI
Tugas dalam
penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data
3.
Nama : Ahmad
Bakri Saepuloh,S.Pd.I
NIP : -
Pekerjaan : Guru MI Al - Jihad
Tugas dalam penelitian : Observer
I.
Jadwal Kegiatan
MINGGU KE
|
KEGIATAN
|
I
|
PERSIAPAN
a. Telaah Pustaka
b. Observasi dan Orientasi Lapangan
c. Menyusun Rencana Penelitian
d. Pengurusan Perizinan Penelitian
|
II
|
PELAKSANAAN
DILAPANGAN
a. Diskusi Masalah yang akan
diteliti
b. Pegumpulan data
c. Perencanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran
d. Refleksi tindakan
e. EVIaluasi keseluruhan
f. Menghasilkan model pembelajaran
|
VI
|
PENGOLAHAN
DATA
a. Penyusunan konsep lapangan
b. Diskusi konsep lapangan
c. ReVIisi konsep lapangan
d. Pengetikan hasil penelitian
e. Penggandaan hasil penelitian
f. Pelaporan hasil penelitian
|
J. BIAYA
PENELITIAN
No
|
URAIAN KEBUTUHAN
|
BESAR UANG
|
1
|
Rapat
|
Rp
10.000,00,-
|
2
|
Penyusunan Proposal
|
Rp
50.000,00,-
|
3
|
Perizinan Penelitian
|
Rp
25.000,00,-
|
4
|
Pengetikan laporan
|
Rp
100.000,00,-
|
5
|
Penjilidan
|
Rp.
15.000,00,-
|
JUMLAH
|
Rp
200.000,00,-
|
K.
TAHAP
PELAKSANAAN
No
|
URAIAN KEBUTUHAN / KEGIATAN
|
BESAR UANG
|
1
|
Penjadwalan
|
RP
25.000,00
|
2
|
Pelaksanaan
PTK
|
Rp
175.000,00
|
3
|
Pengumpulan
Data
|
Rp
150.000,00
|
4
|
Melakukan
Refleksi
|
Rp
75.000,00
|
5
|
EVIaluasi
|
Rp
50.000,00
|
6
|
Lembaran
Observasi
|
Rp
75.000,00
|
JUMLAH
|
Rp 550,000,00
|
L.
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
No
|
URAIAN KEBUTUHAN / KEGIATAN
|
BESAR UANG
|
1
|
Analisis
Data
|
Rp
50.000,00
|
2
|
Konsep
Laporan Diskusi
|
Rp
100.000,00
|
3
|
Diskusi
Hasil Temuan
|
Rp
75.000,00
|
4
|
Rapat
Laporan
|
Rp
50.000,00
|
5
|
Pengetikan
Laporan Akhir
|
Rp
200.000,00
|
6
|
Penggandaan
Laporan Akhir
|
Rp
45.000,00
|
7
|
Penjilidan
Laporan
|
Rp
70.000,00
|
8
|
Pengiriman
Hasil Laporan
|
Rp
35.000,00
|
JUMLAH
|
Rp 675.000,00
|
BAB V
KESIMPULAN
Berhasilnya
tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung
dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan
siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan
secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran fiqih.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran fiqih.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineksa Cipta.
Departemen Pendidiakan dan
Kebudayaan, 1994.Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta.
Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta:Rineksa Cipta.
Erriniati, 1997.Penerapan
Strategi Motivasi Belajar Siswa dalam Proses Belajar Menajar Fisika Pokok
Bahasan Listrik Statis Kelas IVI B Cawu III Tahun Pelajaran 1996/1997 di SLTPN
23 Surabaya.Skripsi yang tidak dipublikasikan.Universitas Negeri Surabaya.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Poerwodarminto.1991. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta:Bina Ilmu.
Syafi’udin. 2002. Penerapan
Pendekatan KonstruktiIVs dengan menggunakan Metode Penugasan untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas I MTsN Denanyar.Skripsi yang tidak
dipublikasikan Universitas Negeri Surabaya.
Nice Post Jangan Lupa Kunjungi http://contohbimbinganskripsi.blogspot.com/
ReplyDeletekk gk biza d copy???
ReplyDelete