-->

MAKALAH PSYKOLOGI PEMBELAJARAN 2



PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan (approach) memiliki pengetahuan yang berbeda dengan strategi (sanjaya Wina,2007), pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplikasi strategi dan metode. Pendekatan adalah pola atau cara berfikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu. Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi. Sedangkan strategi adalah pola uumum perbuatan guru siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran secara konstruktivitas adalah dikatakan berhasil kalau sudah mampu menkonstukasi pengetahuan yang diperolehnya pengetahuan baru lebih bermakna. Secara kokognivistik adalah dikatakan berhasil apabila dapat mengungkapkan secara lisan dan tulisan apa yang diungkapkan dosen. sehingga dapat dikatakan pendekatan pembelajaran adalah anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan -kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik siswa dalam pengelolaan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.


MACAM-MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Roy killen (1998) berpendapat pendekatan pembelajaran dapat dibdakan menjadi dua, Yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approaches). Pendektan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung dan pembelajara deduktif atau expository. sedangkan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discvery dan inkuiry serta pembelajaran induktif.
Berdasarkan pemerolen bahan pembelajaran secara garis besar pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan konsep dan proses. Pendektan konsep adalah suatu pendekatan  yang menekan pada perolehan dan pemahaman fakta dan prinsip, lebih mementingkan hasil dari pada proses perolehan hasil. Sedangkan pendekatan proses menekankan pada bagaimana bahan pembelajaran itu diajarkan dan dipelajari secara relevan dengan prinsip  cara belajar siswa aktif (CBSA) pendekatan konsep lebih banyak bergantung pada apa yang diajarkan guru berupa bahan atau isi pelajaran, dan lebih bersifat kognitif. sedangkan pendekatan proses kebermaknaan belajar untuk mencapai hasil yang memadai.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam memecahkan masalah kegiatan belajar mengajar, syaiful bahri (2006) mmbagi pendekatan menjadi sembilan jenis yaitu sebagai berikut:
1.      Pendektan individual
Perbedaan indivual peserta didik yang beragam memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan peserta didik secara individual. dengan kata lain guru harus melakukan pendekatan individual dalam implementasi strategi belajar mengajarnya. bila tidak dilakukan, maka strategi belajar yang menuntut penguasaan penuh kapada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. pendekatan indivual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat sangat memerlukan penedekatan individual ini. Pemilihan metode harus didasari oleh kegunan pendekatan individual sehingga dalam proses pembelajaran di kelas guru akan memperhatikan peserta didik secara individu. Dengan demikian kesulitan belajar peserta didik lebih mudah dipecahkan, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2.      Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar  kadang-kadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Hal ini disadari bahwa peserta didik adalah sejenis akhluk homo socius, yakni makhluk yang bekercenderungan  untuk hidup bersama. dengan pendekatan ini diharapkan dapat tumbuh dan berkembang rasa sosial yang tinggi pada diri peserta didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbentuk sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Peserta didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Sehingga bisa saling membantu yang lemah.
3.      Pendekatan bervariasi
Ketika  guru dihadapkan kepada peserta didik yang bermasalah, guru akan behadapn dengan peserta didik yang bervariasi. Terkadang ada perbedaan dalam belajar. Misalnya dalam hal bervariasi. Ada peserta didik yang memiliki motivasi rendah, dan ada yang bergairah belajar , ada pula yang kurang bergairah. dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biassanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu relatif lama. bila terjadi perubahan suasana kelas sulit menormalkan kembali. Ini sebagai tanda adanya gangguan proses belajar mengajar. Akibatnya proses pembelajaran  kurang efektif. Efesiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu, karena peserta didik kurang berkosentrasi. Karena itu, dalam proses pembelajaran kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunkan satu metode.
4.      Pendekatan edukatif
Peserta didik yang melakukan kesalahan, yakni membuat keributan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah, telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukan orang lain. Ini bertanda bahwa guru kurang arif dan bijaksanakrena hal itu merugikan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Yang benar adalah melakukan pendekatan edukatif. setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan agar peserta menghargai norma hukum, susila, sosial, dan agama. salah satu contoh, ketika lonceng tanda masuk telah berbunyi anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruh mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. contoh tersebut menggambarkan pendekatan edukatif yang telah dilakukan oleh guru dengan menyuruh peserta didik berbaris di depan pintu sebelum masuk kelas. guru yang jarang bergaul dengan peserta didik dan tidak mau tahu dengan masalah yang dirasakan pesera didik membuat peserta didik apatis dan tertutup terhadap apa yang dirasakannya. Sikap gru demikian kurang dibenarkan dalam pendidikan, karena menyebabkan peserta didik menjadi orang yang introvert (tertutup).
5.      Pendekatan pengalaman
Experice is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga. belajar dari pengalaman adaah lebih baik dari pada sekedar bicara, atau tidak pernah berbuat sama sekali. meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup namun tidak semua pengalaman bersifat mendidik karena ada pengalaman yang  tidak bersifat mendidik. suatu pengalaman tidak dikatakan mendidik, bila guru tidak membawa ke arah tujuan pendidikan yaitu menddik anak mencopet. betapa tingginya nilai sebuah pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu bagi perkembangan jiwa anak. sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai pendekatan. Maka jadilah “pendekatan pengalaman” sebagai frase yang baku dan diakui pemakaianya dalam pendidikan.
6.      Pendekatan pembiasaan
Pembiasan adalah alat pendidikan. bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang baik  pula. juga sbaliknya, pembiasaan yang baik di rumah itulah anak terbiasa menurut dan taat kepada peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat dan juga sekolah. menanamkan  kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan kadang-kadang memakan waktu yang lama. tetapi sesuatu kebiasaan yang sukar untuk diubah. Untuk itu hal yang penting adalah pada awal kehidupan anak. jangan sekali-kali orang tua mendidik anak berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan sebagainya. J.B Watson (1991) berpendapat, bahwa reaksi-reaksi kodrati yang dibawa sejak lahir itu sedikit sekali. kebiasaan-kebiasaan itu karena latihan dan belajar.
7.      Pendekatan rasional
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, makhluk yang sempurna berbeda dengan makhuk lainnya. perbedaannya terletak pada akal. dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan yang buruk. dengan akal pula manusia dapat membenarkan adanya Tuhan Yang Maha kuasa. walaupun disadari keterbatasan akal memikirkan dan memecahkan sesuatu, tetapi diyakini pula bahwa dengan akal dapat dicapai ketinggian ilmu pengetahuan dan penghasilan teknologi modern. Itulah sebabnya manusia disebut  homo sapien, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk berfikir. Disekolah peserta didik dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan. perkembangan akal dibimbing sesuai dengan tingkat usia anak. perkembangan berfikir anak mulai dari yang konkret sampai yang abstrak.
8.      Pendekatan fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan yang membentuk kpribadian anak. pelajaran agama yang diberikan dikelas bukan hanya untuk memberantas kebodohan dan pengisi kekosongan intelektual, tetapi untuk diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
9.      Pendekatan keagamaan
Pendidikan dan pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua pelajaran itu umumnya dapat dibagi mata pelajaran umum dan agama. Khususnya mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti korelasi dan sosialisasi, guru dapat mnyisipkan pesan-pesan keagamaanuntuk semu mata pelajaran umum. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi dia kini diphami, dihayati dan diamalkan selama hayat siswa masih dikandung badan.
10.  Pendekatan kebermaknaan
Dalam rangka penguasaan bahasa asing guru tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan ynag harus digunakan dalam proses belajar mengajar. salah satu kegagalan penguasaan bahasa asing oleh siswa, adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, lingkungan serta kompetensi guru. kegagalan pengajaran perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah diajukan pendektan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. Beberapa konsep penting yang berkaitan dengan pendekatan ini diuraikan sebagai berikut:
1.      Bahasa, merupakan  alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata)
2.      Makna ditentukan oleh lingkup kebahasan atau lingkup situasi.
3.      Makna dapat  diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, secara lisan atau tulisan.
4.      Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran baik lisan atau tertulis
5.      Motivasi belajar peserta didik adalah merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.
6.      Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran
7.      Dalam proses belajar mengajar, peserta didik adalah subjek utama.
8.      Dalam pross belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.

 

PENDEKATAN –PENDEKATAN YANG EFEKTIF
Pendekatan pembelajaran yang efektif harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Identifikasi tujuan
Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tujuan yang menjadi tuntunan suatu pekerjaan.karna itu perlu dibuat suatu kejelasan tujua berdasarkan tuntuna pekerjaan itu. Selanjutnya ditentukan peranan-peranan yang harus dilaksanakan sehubungan dengan tujuan tersebut.
2.      Analisis tujuan
Tujuan –tujuan yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan menjadi seperangkat tujuan-tujuan yang lebih spesifik setiap dimensi tujuan dijabarkan sedemikian rupa sehingga mencerminkan segala sesuatu yang harus dicapai.
3.      Penetapan tujuan
Langkah ini sejalan dengan langkah yang ditelah dilaksanakan sebelumnya. Setiap tujuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif, afektif, dan psikomotor. Tentu saja kompetensi yang diarapkan itu harus relevan dengan tuntunan kerja yang telah ditentukan.
4.      Spesifikasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
Sikap kompetensi yang ditetapkan dirinci agar menjadi pengetahuan apa, sikap-sikap apa, ketrampilan-ketrampilan apa yang diperlu dimiliki peserta didik.
5.      Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
Ada perbedaan pendekatan antara pemblajaran yang bersifat teoritis dan prraktik. Untuk itu diperlukan langkah analisis kebutuhan pendidikan dan latihan.
6.      Evaluasi
Kriteria penentuan jenis evaluasi sebagai indikator keberhasilan suatu program aka menentukan pendekatan dalam pembelajarn.
7.      Organisasi sumber-sumber belajar
Langkah pengorganisasian sumber belajar juga akan menentukan pengambilan pendekatan dalam pembelajran. Hal ini karena materi pelajaran yang akan disampaikan sangat erat hubugannya dengan pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

0 Response to "MAKALAH PSYKOLOGI PEMBELAJARAN 2"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel