-->

PEROLEHAN BAHASA....DALAM PEMBELAJARAN BHS INDONESIA DI MI DAN SD

sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan,guru. Tidak ada keseragaman cara. Setiapindividu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri. Interaksi menuntutkomunikasi bahasa dan mendorong pemerolehan bahasa. Dua ciri penting dari pemerolehanbahasa kedua secara alamiah atau interaksi spontan ialah terjadi dalam komunikasi sehari-hari,dan bebas dari pimpinan sistematis yang sengaja.Keberhasilan belajar bahasa kedua, menurut Steinberg (2001:238), dipengaruhi olehstrategi yang digunakan pembelajar, yakni (1) verifikasi, adalah mengecek apakah hipotesismereka tentang bahasa tersbut benar, (2) pemrosesan induktif, yakni menyusun hipotesis tentangbahasa kedua dengan dasar pengetahuan mereka pada bahasa pertama, (3) alasan deduktif, yaknimenggunakan logika umum dalam memecahkan masalah, (4) praktik, yakni kegiatan mengulang,berlatih, dan menirukan, (5) memorasi atau mengingat, yakni strategi mnemonic danpengulangan untuk tujuan menguatkan penyimpanan dan pengambilan (storage and retrieval),(6) monitoring, yakni berani membuat kesalahan dan memberi perhatian pada bagaimana pesanditerima oleh petutur.Sofa (2008) mengemukakan lima strategi pemerolehan bahasa seperti berikut ini.a. Gunakanlah pemahaman nonlinguistik Anda sebagai dasar untuk penetapan atau pemikiranbahasa, Strategi pertama ini memiliki rerata Panjang Ucapan; rata-rata (PUR) sebesar 1,75, danLoncatan Atas (LA) sebesar 5. Penggunaan pemahaman nonlinguistik untuk memperhitungkanserta menetapkan hubungan-hubungan makna-ekspresi bahasa merupakan suatu strategi yangamat persuasif atau dapat merembes pada diri anak-anak.b. gunakan apa saja atau segala sesuatu yang penting, yang menonjol dan menarik hati Anda. Adadua ciri yang kerap kali penting dan menonjol bagi anak-anak kecil dan berharga bagi sejumlahkata-kata pertama mereka yaitu objek-objek yang dapat membuat anak-anak aktif dan giat(misalnya kunci, palu, kaos kaki, topi) dan objek-objek yang bergerak dan berubah (sepertimobil, jam). Sifat-sifat atas ciri-ciri perseptual dapat bertindak sebagai butir-butir atau titik-titik vokal bagi anak-anak (misalnya bayangan, ukuran, bunyi, rasa, bentuk).c. anggaplah bahwa bahasa dipakai secara referensial atau ekspresif dan dengan demikianmenggunakan data bahasa. Anak-anak kelompok referensial memiliki 50 kata pertama mencakupsuatu proporsi nomina umum yang tinggi dan yang seakan-akan melihat fungsi utama bahasasebagai penamaan objek-objek. Anak kelompok ekspresif memiliki 50 kata pertama secaraproporsional mencakup lebih banyak kata yang dipakai dalam ekspresi-ekspresi sosial (sepertiterima kasih, jangan begitu) dan lebih sedikit nama-nama objek yang melihat bahasa (terutamasekali) sebagai pelayanan fungsi-fungsi sosial efektif. Kedua kelompok anak itu menyimak bahasa sekitar mereka secara berbeda. Kelompok yang satu memperlakukan bahasa yang dipakaiuntuk mengacu, sedangkan kelompok yang satu lagi, kepada bahasa yang dipakai untuk bergaul,bersosialisasi.d. amatilah bagaimana caranya orang lain mengekspresikan berbagai makna. Strategi ini baik diterapkan pada anak yang berbicara sedikit dan seakan-akan mengamati lebih banyak, bertindak

selektif, menyimak, mengamati untuk melihat bagaimana makna dan ekspresi verbal salingberhubungan.e. ajukanlah pertanyaan-pertanyaan untuk memancing atau memperoleh data yang Anda inginkan,anak berusia sekitar dua tahun akan sibuk membangun dan memperkaya kosakata mereka.Banyak di antara mereka mempergunakan siasat bertanya atau strategi pertanyaan. Suatu polayang menarik terjadi pada penggunaan pertanyaan mengapa pada usia sekitar 3 tahun.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Bahasa KeduaKeberhasilan pembelajaran bahasa kedua dipengaruhi oleh enam faktor. Pertama, faktor motivasi. Belajar bahasa yang dilandasi oleh motivasi yang kuat, akan memperoleh hasil yanglebih baik. Motivasi, dalam perspektif ini meliputi dorongan, hasrat, kemauan, alasan, atautujuan yang menggerakkan seseorang untuk belajar bahasa. Motivasi berasal dalam diri individu,yang dapat digolongkan sebagai motivasi integratif dan motivasi instrumen. Motivasi integratif berkaitan dengan keinginan untuk menjalin komunikasi dengan penutur, sedangkan motivasiinstrumen mengacu pada keinginan untuk memperoleh prestasi atau pekerjaan tertentu.Kedua, adalah faktor lingkungan, meliputi lingkungan formal dan informal. Lingkunganformal adalah lingkungan sekolah yang dirancang sedemikian rupa, artifisial, bagian daripengajaran, dan diarahkan untuk melakukan aktivitas yang berorientasi kaidah (Krashen, 2002).Lingkungan informal adalah lingkungan alami dan natural yang memungkinkan anak berinteraksi dengan bahasa tersebut. Menurut Dulay (1982), lingkungan informal, terutamateman sebaya, memiliki pengaruh yang cukup kuat dalamproses pemerolehan bahasa. Selain itu, lingkungan yang diperkaya pun sangat membantu anak menguasai bahasa. Tersedianya materi-materi cetak, buku-buku bergambar, dan media-mediayang setiap saat dapat dilihat anak merupakan bagian dari lingkungan yang diperkaya.Ketiga, adalah usia. Anak-anak, menurut Lambert (1972) memiliki peluang untuk mahir belajar bahasa. Mereka masih berada pada masa umur kritis berbahasa (Allan & Paivio, 1981).Dalam hal pelafalan, anak-anak memiliki peluang untuk berbicara secara fasih, meskipun aturanberbahasa harus mereka bangun secara natural (Brewer, 1995)Keempat, adalah kualitas pajanan. Materi pembelajaran yang dipajankan secara naturalmemberikan makna bagi anak dalam kehidupan sehari-hari. Di lain pihak, pajanan yangdisajikan secara formal membuat anak menguasai kaidah secara relatif cepat, meskipun mungkinmereka tidak dapat mengeskpresikan penguasaannya dalam komunikasi yang natural (Ellis,1986).Kelima, adalah bahasa pertama. Jika bahasa pertama memiliki kedekatan kekerabatandengan bahasa kedua, pembelajar mempunyai kemudahan mengembangkan kompetensinya.Meskipun demikian, kemungkinan percampuran kode lebih mudah terjadi, sebagaimana banyak

ditemukan percampuran kode dalam tuturan anak-anak Taman Kanak-kanak di DIY (Musfiroh,2003).Keenam, adalah faktor intelligensi. Walaupun belum terbukti secara akurat danbertentangan dengan teori multiple intelligences, diduga tingkat kecerdasan anak mempengaruhikecepatan pemerolehan bahasa keduanya. Menurut Lambert, anak-anak bilingual memilikiperformansi yang secara signifikan lebih baik daripada anak-anak monolingual, baik pada tesinteligensi verbal maupun nonverbal (Lambert, 1981:154).D. Peranan Bahasa Pertama dalam Proses Pemerolehan Bahasa KeduaTelah dipaparkan sebelumnya mengenai beberapa konsep dasar serta strategi dalampemerolehan bahasa pertama (B1) dan pembelajaran bahasa kedua (B2). Ada tiga macampengaruh proses belajar bahasa kedua, yaitu pengaruh pada urutan kata dan karena prosespenerjemahan, pengaruh pada morfem terikat, dan pengaruh bahasa pertama walaupun pengaruhisi sangat lemah (kecil).Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan dalam Sofa (2008) bahwa bahasapertama mempunyai pengaruh positif yang sangat besar terhadap bahasa kedua sebesar 4 ± 12 %dari kesalahan-kesalahan dalam tata bahasa yang dibuat oleh anak-anak berasal dari bahasapertama, sebesar 8 ± 23 % merupakan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang dewasa.Mayoritas kesalahan- kesalahan tersebut lebih banyak dalam susunan kata daripada dalammorfologi. Bidang yang sangat kuat dipengaruhi oleh bahasa pertama adalah pengucapan. Anak-anak memproses sistem bunyi baru melalui pola-pola fonologis bahasa pertama pada tahap-tahapawal pemerolehan bahasa kedua, tetapi secara berangsur-angsur mereka bersandar pada sistembahasa kedua dan aksen atau tekanan (logat) mereka pun menghilang.Pengaruh bahasa pertama kian bertambah pada bahasa kedua jika pelajar diharapkanmenghasilkan bahasa kedua sebelum dia mempunyai penguasaan yang cukup memadai terhadapbahasa barunya. Pelajar akan bergantung pada struktur- struktur bahasa pertama, baik dalamupaya komunikasi maupun terjemahan. Pengaruh bahasa pertama juga merupakan fakta dalaminteraksi yang terjadi antara bahasawan bahasa pertama dan bahasa kedua.Satu-satunya sumber utama kesalahan-kesalahan sintaksis dalam penghasilan bahasa keduaorang dewasa adalah bahasa pertama si pelaku. Ada pandangan yang menyatakan bahwakesalahan bukan bersumber pada struktur bahasa pertama, melainkan pada latar belakanglinguistik yang berbeda-beda dari bahasa kedua (B2) pelajar.Pengaruh bahasa pertama terlihat paling kuat dalam susunan kata kompleks dan dalamterjemahan frase-frase, kata demi kata. Pengaruh bahasa pertama lebih lemah dalam morfemterikat. Pengaruh bahasa pertama paling kuat atau besar dalam lingkungan-lingkunganpemerolehan yang rendah.

Pengaruh bahasa pertama bukanlah merupakan hambatan atau rintangan proaktif, melainkanakibat dari penyajian yang justru diperbolehkan menyajikan sesuatu sebelum dia mempelajariperilaku baru itu. Pengobatan atau penyembuhan bagi interferensi hanyalah penyembuhan bagiketidaktahuan belajar. Bahasa pertama dapat merupakan pengganti bahasa kedua yang telahdiperoleh sebagai suatu inisiator atau pemrakarsa ucapan apabila pelajar bahasa kedua harusmenghasilkannya dalam bahasa sasaran, tetapi tidak cukup kemampuan bahasa kedua yang telahdiperolehnya. Pengaruh bahasa pertama merupakan petunjuk bagi pemerolehan yang rendah.Anak-anak mungkin membangun atau membentuk kompetensi yang diperoleh melalui masukan.Kurangnya desakan penghasilan ujaran lisan akan menguntungkan bagi anak-anak dan orangdewasa menelaah bahasa kedua dalam latar-latar formal.Pengaruh bahasa pertama dapat dianggap sebagai sesuatu yang tidak alamiah. Seseorang dapatsaja menghasilkan kalimat-kalimat dalam bahasa kedua tanpa suatu pemerolehan. Jika bahasakedua berbeda dengan bahasa pertama, model monitor dapat dipakai dengan menambahkanbeberapa morfologi dan melakukannya dengan sebaik-baiknya untuk memperbaiki susunan kata.Pemerolehan bahasa mungkin pelan-pelan, tetapi dalam jangka panjang akan lebih bermanfaatkalau bahasa dipergunakan untuk maksud dan tujuan komunikasi

0 Response to "PEROLEHAN BAHASA....DALAM PEMBELAJARAN BHS INDONESIA DI MI DAN SD"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel